Perusahaan kedirgantaraan luar angkasa, Blue Origin milik Jeff Bezos pada musim gugur ini menaikkan tawarannya untuk menutupi biaya NASA dari pendarat bulan astronot lebih dari USD1 miliar (Rp14,2 triliun). Perusahaan ini masih berjuang di pengadilan federal atas pemberian kontrak NASA kepada SpaceX milik Elon Musk.
Sebagaimana diketahui, pada bulan April, SpaceX menjadi satu-satunya pemenang kontrak USD2,9 miliar untuk menggunakan roket Starship untuk program Human Landing System (HLS) agensi. Keputusan itu membuat Blue Origin memprotes Kantor Akuntabilitas Pemerintah, dengan tuduhan ada masalah mendasar dengan keputusan NASA.
Baca Juga: Jeff Bezos Mulai Rajin Beramal, Kali Ini Donasi Rp1,3 Triliun untuk Tunawisma
Melansir CNBC International di Jakarta, Jumat (19/11/21) pada bulan Juli, beberapa hari sebelum GAO ??membantah protes Blue Origin, Bezos menawarkan NASA untuk menutupi hingga USD2 miliar (Rp28,4 triliun) selama dua tahun pertama kontrak.
Dalam surat terbuka kepada NASA, Bezos mengatakan belum terlambat untuk memperbaiki situasi. NASA tidak secara terbuka menanggapi tawaran tersebut. Setelah Blue Origin menggugat agensi tersebut pada bulan Agustus, perusahaan mempermanis tawaran selama protes pengadilan musim gugur ini.
CEO Blue Origin, Bob Smith, menaikkan proposal dari USD2 miliar dalam bentuk pendanaan pribadi menjadi lebih dari USD3 miliar (Rp42,6 triliun). Smith mengatakan di pengadilan bahwa perusahaan akan menambah persaingan yang berharga dan membantu menutupi kekurangan anggaran dan pendanaan NASA untuk program yang menyebabkan agensi memilih hanya satu perusahaan untuk kontrak HLS.