Miliarder China, Du Shuanghua terseret dalam skandal Pandora Papers atas membayar suap untuk bijih besi Australia kepada seorang eksekutif Rio Tinto. Du terlihat masih terus berdagang dengan perusahaan-perusahaan besar Australia selama bertahun-tahun bahkan setelah skandal itu menjadi publik pada 2010.
Dokumen yang bocor menunjukkan Rio Tinto telah memperdagangkan lebih dari USD200 juta (Rp2,8 triliun) dengan perusahaan Du, termasuk menjual bijih besi, sementara BHP telah menjual batu bara kokas.
Pandora Papers merupakan skandal kebocoran catatan keuangan terbesar yang pernah ada di dunia, mencakup 12 juta dokumen dari 14 penyedia lepas pantai.
Baca Juga: Tak Hanya Jeff Bezos, Deretan Miliarder Ini Juga Kepincut Cerahnya Startup Indonesia!
Melansir News.com.au di Jakarta, Kamims (7/10/21) dokumen tersebut menunjukkan Rio Tinto berdagang dengan perusahaan Du melalui perantara Singapura.
Selain itu, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa struktur pajak yang rumit memungkinkan Du untuk menyimpan kekayaannya di surga pajak luar negeri.
Du merupakan penerima manfaat dari sebuah perusahaan bernama Bright Ruby Resources (BRR), menurut surat kabar tersebut. Ini berjalan melalui enam lapisan kepercayaan dan struktur holding.
Pada tahun 2010, Du mengaku membayar USD9,4 juta (Rp133 miliar) untuk mendapatkan akses ke bijih besi, termasuk mengirimkan uang yang disimpan dalam kotak kepada eksekutif Rio Wang Yong, yang dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.
Namun, Du tidak pernah dituntut, pengadilan menemukan bahwa dia telah menjadi korban skema orang lain. Namun, Pandora Papers menunjukkan tingkat perdagangan antara perusahaan Du dan penambang Australia.
Salah satu contohnya yakni hanya satu bulan di bulan Mei 2016, Rio menjual hampir 170.000 ton bijih besi ke Bright Ruby seharga USD9,9 juta (Rp140 miliar).
Sebuah kontrak yang ditandatangani pada tahun 2014 dengan BHP cabang Singapura menunjukkan lebih dari USD37 juta (Rp523 miliar) bijih besi dijual dari BHP ke Bright Ruby selama tahun-tahun berikutnya, ini menurut Australian Financial Review.
Perusahaan Australia lainnya, Fortescue Metals, juga menjual 187.000 ton bijih besi pada Juli 2018 seharga USD8 juta (Rp113 miliar), kata surat kabar itu.
Du Shuanghua adalah salah satu orang terkaya di China, ia mendirikan produsen baja swasta terbesar di negara itu, Rizhao Steel Holding.
Forbes memperkirakan bahwa Du bernilai USD1,3 miliar (Rp18 triliun) dan dia telah menggunakan uang itu untuk membeli koneksi politik dan kekuasaan di dalam PKC.
Pria berusia 56 tahun itu telah memegang posisi politik termasuk wakil Kongres Rakyat Kota Hengshui serta di Provinsi Hebei dari tahun 2003 hingga 2008. Selama waktu ini, ia diklaim menceraikan istrinya di pengadilan setempat tanpa sepengetahuannya, sehingga memberikan dia penghasilan dasar dan mengambil anak-anak.
Koneksi politiknya meluas ke keluarga mantan presiden China Hu Jintao, dengan transaksi bisnis yang dilakukan melalui perusahaan induk investasi di Hong Kong.