Jum'at, 22 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

William Tanuwijaya Tegaskan Tokopedia Berbeda dengan Amazon, Ternyata Ini Pembedanya!

Foto Berita William Tanuwijaya Tegaskan Tokopedia Berbeda dengan Amazon, Ternyata Ini Pembedanya!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya mengaku beruntung terlahir di era internet. Karena itu, William berharap rekan-rekan UMKM bisa mengubah mindset agar jangan hanya berjualan, tetapi juga bisa membangun brand.

Dalam video YouTube bertajuk "SEJARAH TOKOPEDIA - WILLIAM TANUWIJAYA DAN KAESANG - PART 1 - INSTAGRAM LIVE [ARCHICED]", bersama putra Presiden Jokowi, Kaesang, William mengatakan sesederhana apapun bisnis, yang terpenting adalah menjadikannya sebuah brand.

Baca Juga: Jadi Sosok Inspirasi Anak Muda, William Tanuwijaya: Bermimpilah dengan Mata Terbuka

Sebagai contoh, William mengambil contoh Seven Eleven (Sevel) yang sebenarnya hanya toko kelontong disebar menjadi franchise. Namun, karena brand, Sevel bisa lebih sukses daripada toko kelontong kebanyakan. Inilah dasar dari menjadikan ide sederhana sebagai brand yang luar biasa.

"Banyak yang jual ayam, tapi KFC bisa mendunia," ujar William.

Untuk membangun brand, harus ada value yang kita jaga secara konsisten. Karena itu perlu dibangun organisasi yang bisa menjaga value tersebut.

Di Tokopedia sendiri, William mengaku sangat mementingkan orang-orangnya yakni karyawan mereka untuk bisa mengetahui ide dasar berdirinya Tokopedia, sehingga bisa memiliki satu visi yang sama.

William mengungkap bahwa Tokopedia lahir dari masalah yang kita hadapi bersama. Meski dahulu forum KasKus sangat terkenal, tetapi hari ini telah kalah jauh dari Tokopedia. Ini karena William melihat salah satu kekurangan forum jual beli KasKus sangat rawan penipuan.

Tokopedia ingin menjadi platform terpercaya yang bisa melindungi penjual ataupun konsumen dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Tokopedia fokus memberikan kesempatan yang sama, sekaligus memberikan keamanan," tandas William.

Saat mendirikan Tokopedia, William mengaku tidak memiliki pasar. Bahkan, bisnis sejenis Tokopedia sama sekali tidak dikenal. Karena itulah William membuat pasar sendiri, dan Tokopedia di awal berdiri penuh dengan tantangan. Bahkan, William sendiri tidak mengambil gajinya.

Saat itu, ia dan Co-Founder, Leontinus Alpha Edison, fokus mencari penjual terlebih dahulu. Barulah mencari pembeli. Lalu, pada saat Tokopedia diluncurkan pada 17 Agustus 2009, William mengajak mitra menjual kaos bertuliskan "KAMI TIDAK TAKUT". Karena saat itu, baru saja terjadi ledakam bom bunuh diri oleh teroris di Hotel JW Marriot.

Pada jam 12 malam di hari kemerdekaan, Tokopedia diluncurkan bersama empat orang, dua orang founder, dua orang pegawai yang saling melihat website di rumah masing-masing. Di halaman awal Tokopedia bertuliskan "Semangat Indonesia Bersatu: Kami Tidak Takut", lalu empat menit setelah itu terjadilah transaksi pertama.

William dan tim sangat senang melihat transaksi pertama mereka. Setiap kali ada transaksi dan uang masuk ke rekening bersama, William dan tim awal Tokopedia akan sangat senang. Sejak awal berdiri, Tokopedia sudah beroperasi 24 jam dengan sistem kerja shift.

Lalu, pada 18 Agustus, William didatangi oleh jurnalis Tempo untuk wawancara. Tokopedia pun diliput majalah Tempo dalam dua halaman. Dari situlah William selalu merasa dirinya beruntung. Namun, ia juga meyakini bahwa keberuntungan hasil kesempatan bertemu dengan kerja keras.

Sejak itu, semakin banyak UMKM yang bergabung dengan Tokopedia. William mengatakan saat itu belum ada istilah startup, unicorn atau decacorn. Saat wawancara pun, William mengatakan hanya membuat website.

Lebih lanjut, William menegaskan bahwa Tokopedia berbeda dengan Amazon. Ini karena Amazon lebih banyak menjual barang mereka sendiri. Sementara Tokopedia bekerja sama dengan mitra penjual.

"Di Tokopedia, kita punya prinsip kesuksesan hanya bisa didapatkan dengan membantu orang lain mencapai kesuksesan yang lebih sukses. Ini sebuah filosofi yang kami pegang teguh," tandas William.

Sistem bisnis Amazon yang membuat barang sendiri sangat bertentangan dengan visi Tokopedia yang ingin meratakan ekonomi digital Indonesia. Karena itu, Amazon dan Tokopedia berbeda. Itulah prinsip yang paling dipegang oleh Tokopedia.

William juga menegaskan kepada UMKM yang baru memulai bisnis online bahwa terjun ke bisnis online bukan berarti langsung sukses besar.

Karena UMKM juga harus membangun brand dan kepercayaan terlebih dahulu lantaran pembeli akan membandingkan ke beberapa toko sejenis sebelum akhirnya memutuskan membeli produk di toko A. Karena itulah, penting untuk membangun strategi kepada calon pembeli.

Tag: William Tanuwijaya, Tokopedia

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Instagram/William Tanuwijaya