Senin, 29 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Putri Mahkota Huawei Dibebaskan, Bahaya Justru Mengintai: Perang Dingin AS dan China Semakin Dalam!

Foto Berita Putri Mahkota Huawei Dibebaskan, Bahaya Justru Mengintai: Perang Dingin AS dan China Semakin Dalam!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Chief Financial Officer (CFO) Huawei, Meng Wanzhou telah mengakhiri masa suram dalam hidupnya selama menjadi tahanan rumah di Vancouver, Kanada. Pembebasan Meng tak cuma-cuma, harus ada yang dibayar pemerintah China yakni pembebasan dua warga Kanada yang dituduh sebagai mata-mata.

Sementara itu, Meng ditahan di Vancouver pada Desember 2018 dan dikenai tuduhan penipuan atas surat perintah Amerika dalam kasus dugaan pelanggaran sanksi AS terhadap Iran.

Sebagai bagian dari kesepakatan kompleks dengan otoritas AS, Meng yang mengaku tidak bersalah akhirnya dibebaskan dari tahanan rumah dan kembali ke China dengan sambutan bak pahlawan.

Baca Juga: Perkuat Kontribusi dan Kerja Sama, Huawei Perpanjang MoU dengan BSSN

Dilansir dari CNN Business di Jakarta, Selasa (28/9/21) saat dia terbang melintasi lautan, dua orang Kanada yang dibebaskan, Michael Kovrig dan Michael Spavor, melaju ke arah yang berlawanan. Balas dendam yang nyata mengakhiri kisah yang membuat tegang hubungan antara Kanada dan China, serta Washington dan Beijing.

Meng disambut dengan ribuan orang di bandara Shenzen yang diselubungi nasionalisme dan digunakan sebagai alat propaganda untuk memuliakan Presiden Xi Jinping. Ini menunjukkan bahwa China dengan pemerintah nasionalisnya secara tegas melihat perselisihan dengan negara-negara lain yang dianggap sebagai upaya untuk menghentikan kebangkitan China yang sah ke kekuatan global.

Analis CNN Business tegas menangkap pesan Beijing. Jika perusahaan China melanggar sistem hukum Barat, maka akan ada konsekuensinya. Ini adalah skenario yang dapat mendinginkan pertukaran bisnis, budaya, media, dan pribadi antara AS dan China serta memperdalam Perang Dingin yang berbahaya.

Tag: Meng Wanzhou, Huawei Technologies Co Ltd

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: REUTERS/Jennifer Gauthier