Pendiri raksasa ride-hailing China, Cheng Wei harus menghadapi polemik yang menegangkan di negaranya. Perusahaannya yang bernama Didi baru saja melakukan IPO di Amerika. Namun, pemerintah China tak suka. Alhasil, Didi berada di posisi genting saat ini.
Dengan tegas Regulator China melarang peredaran aplikasi Didi di toko aplikasi. Tak lain dan tak bukan karena regulator melakukan penyelidikan terhadap tuduhan privasi data dan praktik pengumpulan.
Dikutip dari CNN International di Jakarta, Jumat (24/9/21) saham Didi pun anjlok hingga 40% sejak Pemerintah China mulai menyelidiki perusahaan, menghapus nilai pasar senilai USD34 miliar (Rp482,8 triliun). Tekanan itu bisa membongkar kekuasaan Didi di pasar China, kecuali mereka bisa menenangkan Partai Komunis China yang berkuasa.
Baca Juga: Antisipasi Kebangkitan China, Amerika dan Sekutu Pasang Badan di Indo-Pasifik
Padahal, keberhasilan Didi dahulu sukses menekan Uber hingga keluar dari pasar China. Cheng Wei pun berhasil mengumpulkan hampir 160 juta pengguna aktif bulanan pada kuartal pertama tahun ini di China, hampir dua kali lipat dari jumlah pengguna Uber di seluruh dunia.
Hingga kini, Didi menolak diwawancara, bahkan pendirinya, Cheng juga tidak menanggapi pertanyaan apapun.
Sebelum mendirikan Didi pada tahun 2012, Cheng merupakan manajer penjualan Alibaba. Ia mendirikan Didi karena sering tidak mendapatkan taksi saat perjalanan bisnis di Alibaba. Pengalaman itulah yang membuatnya berpikir untuk menciptakan perusahaan ride-hailing.
Dengan modal 100 ribu yuan (Rp213,9 juta) dari uangnya sendiri, dan 700 ribu yuan (Rp1,5 miliar) dari Wang Gang, investor yang mengawai Cheng sejak di Alibaba, Cheng pun sukses membuat Didi meraksasa.