Raksasa internet Korea Selatan Kakao Corp sukses menjadi miliarder yang disorot di tengah-tengah regulator negara. Ini membuat kekayaan pendiri dan ketua Kakao, Kim Beom-su, terpangkas turun drastis sebesar USD4,5 miliar (Rp64,1 triliun).
Ini karena saham perusahaannya yang berkantor pusat di Seoul anjlok lebih dari 26% sehingga mendorong kekayaannya turun menjadi USD11,7 miliar (Rp166 triliun)di Daftar Miliarder Real-Time.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Selasa (14/9/21) anggota parlemen dan pejabat Korsel telah memperketat peraturan internet dengan cara yang dapat menghambat perusahaan berkembang pesat.
Baca Juga: Presiden Korsel Dijadwalkan Bertemu BTS Segera
Wakil Ketua Komisi Perdagangan yang Adil, Kim Jae-shin mengatakan pada simposium minggu lalu bahwa agensinya sedang memeriksa cara untuk menindak perusahaan teknologi seperti Kakao dan Naver (mesin pencari terkenal di Korsel). Mereka dituduh menyalahgunakan dominasi pasar mereka.
Laporan itu mengatakan Kim menemukan bahwa kedua perusahaan itu memiliki akses mengarahkan lalu lintas ke bisnis mereka sendiri.
Kakao juga menuai kritik karena menggunakan biaya rendah untuk menghilangkan pesaing danĀ memanfaatkan "posisi monopoli" untuk menaikkan biaya platform dan harga penggun. Anggota parlemen Partai Demokrat, Song Gap-seok dan Lee Dong-ju sedang mendiskusikan cara untuk mengatur praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan oleh Kakao.
Untuk diketahui, perusahaan berusia 11 tahun ini mengoperasikan bank dan unit online yang berspesialisasi dalam fintech, kartun digital, dan ride-hailing bersama dengan messenger KakaoTalk-nya.
Kakao hari ini sukses berdiri di samping kelompok bisnis terbesar di Korea Selatan, termasuk Samsung, Hyundai, SK dan LG, yang merupakan konglomerat keluarga yang dikenal sebagai chaebol.