Sabtu, 20 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Miliarder Ray Dalio Sebut Peluang Ekonomi China Tak Bisa Dianggap Remeh

Foto Berita Miliarder Ray Dalio Sebut Peluang Ekonomi China Tak Bisa Dianggap Remeh
WE Entrepreneur, Jakarta -

Investor miliarder Ray Dalio mengatakan China dan Singapura tidak bisa dianggap remeh dari segi ekonomi. Ray Dalio sendiri memiliki kantor di Singapura.

Dalam acara Radar Bloomberg, pendiri Bridgewater Associates ini berbicara tentang sejarah panjangnya mengunjungi dan bekerja di Asia Kunjungan pertama Dalio ke China yakni pada tahun 1984. Sementara kantor keluarga pribadi Dalio diperluas hingga ke Singapura pada tahun 2020.

Dilansir dari Bloomberg di Jakarta, Rabu (8/9/21) komentar Dalio muncul di tengah perdebatan sengit di antara investor Wall Street, George Soros tentang kelangsungan investasi jangka panjang di China di tengah tindakan keras Presiden Xi Jinping di berbagai sektor mulai dari teknologi hingga pendidikan online dan properti.

Baca Juga: Hati-Hati! Miliarder George Soros Peringatkan Perusahaan AS Bakal Blunder Jika Masuk ke Pasar China!

Baru-baru ini George Soros memperingatkan gejolak di China adalah tanda yang lebih buruk yang akan datang. Namun, CEO BlackRock Larry Fink mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke negara tersebut. Sementara itu, Dalio menggambarkan ayunan di pasar China lebih dari sekedar goyangan.

“Ini adalah bagian dari dunia yang tidak dapat diabaikan dan bukan hanya karena peluang yang diberikan, tetapi Anda kehilangan kegembiraan jika tidak ada di sana,” kata Dalio ketika ditanya tentang rencana kantor keluarganya.

“Jadi, tujuan kami adalah berada di sana baik secara ekonomi maupun investasi.” terangnya.

Ketika ditanya tentang upaya menanggulangi kesenjangan kekayaan, Dalio menegaskan dukungannya untuk reformasi kapitalisme. Ia mengatakan ketika pertama kali mengunjungi China tidak ada filantropi di negara itu.

“Sekarang sebagai bagian dari redistribusi atau pembagian kekayaan, ada lebih banyak hal yang terjadi,” katanya.

Tag: Ray Dalio, China (Tiongkok), miliarder

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: CNBC.com