Cita-cita pendiri Lippo Group, Mochtar Riady sejak kecil adalah menjadi bankir. Ini karena ia setiap hari berangkat sekolah dengan melewati Bank Belanda. Pada saat itu, ia penasaran mengapa bank selalu ramai padahal tidak menjual apa-apa, selain itu pegawai-pegawainya juga rapi dan sopan, karena itu Mochtar terkesan.
Tak hanya itu, ia juga diajarkan sistem simpan-pinjam dan bunga oleh gurunya. Karena itulah Mochtar berpikir 'berdagang' bank sangat potensial dan menguntungkan.
Baca Juga: Tangan Dinginnya Sukses Bikin BCA Meraksasa, Ternyata Ini Strategi Kunci Mochtar Riady
Meski ditentang oleh ayahnya karena sang ayah ingin Mochtar melanjutkan tokonya di Malang, namun Mochtar yakin akan mimpinya. Ayahnya melarang Mochtar menjadi bankir karena menurutnya itu tidak mungkin. Saat itu, mereka hanya keluarga miskin. Namun, cita-cita Mochtar pun tercapai karena ibaratkan pohon, ia ingin tumbuh besar di tanah yang luas.
Lebih lanjut, Mochtar pun membuka pandangannya terkait pandemi Covid-19. Menurutnya, bencana pandemi ini akan menyebabkan resesi ekonomi atau stagnansi ekonomi dan memiliki efek domino yang besar terhadap AS dan China. Kemudian, AS sendiri tengah meminta Globalisasi Ekonomi yakni ekonomi tanpa China. AS ingin merombak supply chain di dunia.
Lalu, AS juga tengah mengalami kesenjangan serius terkait kaya dan miskin. AS juga memiliki utang sebesar USD29 triliun dan bunga USD800 miliar tiap tahun. Dan selama lima tahun berturut-turut, APDB AS pun dibatasi. Selain itu, AS juga memiliki biaya militer yang besar dan tersebar di seluruh dunia. Terakhir, masalah rasisme di AS juga tak pernah berakhir.
Mochtar melanjutkan, oleh sebab itu dunia harus mewaspadai Perang Dunia Ketiga antara AS dengan China.
Meski demikian, karena adanya pandemi Covid-19 ini, revolusi industri di bidang teknologi juga akan semakin cepat dan berkembang. Di dalam revolusi industri 4.0 ini terdapat ilmu-ilmu teknologi yang akan membuat kita tenggelam jika tidak mengerti. Namun, jika mengerti, maka kita akan selamat. Semua itu dapat teratasi jika sistem ekonomi dan politik dunia saat ini memiliki perubahan yang baik.
Menurut Mochtar dalam video YouTube bertajuk 'Future Investors] Dr. Mochtar Riady - Investasi Properti di Masa COVID-19', orang-orang yang tidak mengerti situasi saat ini akan berbahaya karena seperti orang buta.
Lebih lanjut, Mochtar pun mengungkap alasan di balik awal berdiri perusahannya, Lippo Group yaitu banking bussiness. Menurutnya, banking bussiness adalah inti dari setiap kegiatan ekonomi. Karena, ketika pengusaha A membeli suatu bahan di luar negeri, diperlukan logistik uang yang mengirimkan transaksi uang mereka. Karena itu, selain simpan pinjam uang, logistik uang adalah hal yang penting dalam banking bussiness. Karena itu Mochtar memasuki bisnis perbankan.
Namun, karena hiruk pikuk bisnis perbankan, pada tahun 2004, Mochtar keluar dari bisnis tersebut dan mulai mengelola tanah yang ia miliki dari orang-orang yang menjual tanah karena dampak krisi ekonomi 1998. Setelahnya, Mochtar pun terjun ke dalam bisnis real estate.
Meski banyak orang menganggap berinvestasi pada bisnis real estate akan menguntungkan setelah pandemi, namun Mochtar Riady tidak beranggapan demikian. Ini karena masih belum diketahui kapan pandemi berakhir. Jika suatu hari terjadi kolaps dan orang banyak berinvestasi tanah, maka akan berbahaya tidak ada cash flow yang akan mengalir.
Karena itu, harus ada keberanian keluar dari zona nyaman untuk menemukan bisnis apa yang menguntungkan selama dan setelah pandemi.