Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Waktu Kecil Pernah Jadi Penjudi, Ini Kisah Masa Kecil Konglomerat Lippo Grup, Mochtar Riady

Foto Berita Waktu Kecil Pernah Jadi Penjudi, Ini Kisah Masa Kecil Konglomerat Lippo Grup, Mochtar Riady
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady saat ini memiliki ragam bisnis mulai dari rumah sakit, pariwisata, keuangan bahkan bisnis teknologi. Namun, Mochtar Riady justru lahir dari keluarga miskin di Jawa Timur pada tahun 1929. Tempat tinggalnya berjaraknya 18 km dari Kota Malang.

Mochtar Riady memiliki kehidupan yang legendaris. Pada umur 10 tahun, ia sudah bercita-cita masuk ke dalam industri perbankan. Ia pernah menjadikan kerugian berubah menjadi keuntungan. Bisnisnya pun dimulai dari uang USD2.000 tetapi kini bisnisnya sudah mencapai puluhan miliar dolar.

Masa kecilnya harus dipenuhi duka tatkala sang ibunya meninggal dunia saat Mochtar Riady berusia 9 tahun. Ibunya meninggal saat melahirkan adik bungsunya. Lalu, dua adik perempuan lainnya pun meningaal di usia satu tahun.

Baca Juga: Dalam Sehari, Anak Konglomerat Prajogo Pangestu Habiskan Puluhan Juta Rupiah Buat Borong Saham!

Saat ibunya meninggal, ayahnya baru berusia 40 tahun, tetapi ayahnya tak menikah lagi demi mengurus Mochtar Riady. Setiap hari dibacakan buku dan komik Tiga Negara, diajarkan bahasa Mandarin, dan menuliskan surat untuk keluarga mereka di China, Xinghua, Fujian. Karena itu, Mochtar mengaku kemampuannya berbahasa Mandarin berkat pendidikan ayahnya. Setelahnya, Mochtar rajin membaca buku berbahasa Mandarin.

Mochtar pun belajar bagaimana ayahnya mencintai sang ibu yang tidak menikah lagi setelah sang ibu meninggal dunia. Menurutnya, itu bukanlah perkara yang mudah. Ayahnya juga mengajar sikap mengalah lantaran tak pernah bertengkar dengan orang lain.

Namun, nasib buruk menimpanya saat penjajahan Jepang. Ayahnya ditangkap, disiksa selama 3,5 tahun, dan Mochtar pun menjadi penjudi kecil karena tak ada orang dewasa yang membimbingnya di usia 11 tahun. Alhasil, harta benda ayahnya pun habis tak bersisa.

"Setelah kehilangan seluruh harta benda, saya berutang uang pada mereka, mereka selalu menagih utang kepada saya setiap hari," ujar Mochtar Riady dalam video YouTube bertajuk 'Kehidupan yang Dahsyat ???? (Mochtar Riady ???) - True Love Blog (ID)'.

Setelah itu, karena Mochtar ketakutan, ia sempat pergi beberpa hari. Setelahnya, ia pun pulang dan dengan lantang berani tegas kepada penipu itu. Mochtar mengancam akan melaporkan kepada polisi. Ia juga mengatakan sudah mengadukan hal itu kepada guru dan kerabatnya. Sesudahnya, orang-orang itu tak berani lagi mendatangi Mochtar.

"Jadi ini adalah sesuatu yang saya sebut sebagai pelajaran melalui penderitaan. Bagi saya, ini juga sebuah ganjaran. Setelah itu saya tidak mau berjudi lagi," ujarnya.

Bahkan, ayahnya mengajarkan agar tidak menerima hadiah sembarangan yang orang lain berikan. Lalu, jangan memperoleh tanpa mengandalkan hasil keringat sendiri.

Bisnis perbankan yang hari ini dijalani Mochtar Riady rupanya berawal sejak usianya 8 tahun. Saat hendak ke sekolah, Mochtar selalu melewati sebuah bank, ia pun merasa semua karyawannya sangat mengesankan.

"Dalamnya juga sangat megah, beda dengan toko pada umumnya," ujarnya. "Tidak ada barang yang dijual, tetapi semua berpakaian sangat rapi, sangat mengesankan." tambahnya.

Setelah itu, ia pun bertanya kepada gurunya bagaimana bisnis bank bekerja. Barulah ia tertarik, hingga saat dewasa, begitu lulus kuliah dan meneliti bisnis apa yang hendak dilakukannya, Mochtar memutuskan untuk membuat bank karena sangat berpotensi.

Namun, Mochtar berkata, ayahnya saat itu tidak mengizinkan.

"Dia [ayahnya] bilang, janganlah saya berkhayal terlalu tinggi. Sebab kami pada mulanya tinggal di desa kecil di Jawa Timur," ujarnya.

Akhirnya, Mochtar pun menjelaskan pelan-pelan soal bank dan meminta restu ke ibu kota, Jakarta.

"Saya menjelaskan, bank adalah bisnis yang memperjual-belikan kepercayaan. Uang adalah alat dalam memperjual-belikan kepercayaan," tandasnya. "Jadi, selama saya memiliki integritas, maka saya dapat menjadi bankir," lanjutnya.

Ayahnya pun bertanya, apakah kamu memiliki integritas? Mochtar menjawa tidak, tetapi dia bisa meminjam kepercyaan orang lain untuk menjadi integritas. Karena itu, saat memulai bisnis, Mochtar membujuk beberapa orang yang memiliki kedudukan di Jakarta untuk bekerja sama dalam perbankan yang dibangunnya.

"Saya memanfaatkan kepercayaan mereka untuk menjadi nilai integritas saya. Dengan begitu, saya membuka dan memperluas bank," tandasnya.

Mochtar Riady berujar saat ia debut sebagai pebisnis di dunia perbankan, ia sudah sangat paham dengan bisnis ini. Namun, dalam hal manajemen, Mochar Riady berujar ia tetap harus belajar banyak karena ia merupakan lulusan filosofi, bukan lulusan ekonomi atau akuntansi. Karena itu, Mochtar belajar dari bawah secara bertahap hingga akhirnya mampu mendalami bisnis perbankan.

Karena itu, Mochtar Riady dijuluki dokter bank karena berhasil menghidupkan kembali dua bank yang mati yaitu BCA dan BIMC. Ia juga turut mendirikan Bank Buana yang kemudian jual ke bank UOB Singapura.

Saat mendirikan Bank Buana, Mochtar Riady menggandeng 5 pengusaha besar. Karena itulah, dalam satu tahun, Bank Buana pun kian berkembang dan semakin besar di usia keenam.

Kemudian, Mochtar pun keluar dari Bank Buana dan bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat Bank Panin. Setelah enam tahun, Bank Panin pun membesar.

Namun, Mochtar merasa 'kuda' itu sudah tidak bisa berlari cepat lagi. Karena itu, Mochtar menggandeng Sudono Salim untuk mendirikan BCA. Dalam 3,5 tahun, BCA telah meraksasa dengan memiliki ratusan cabang di seluruh Indonesia. Kini, BCA menjadi bank swasta terbesar di Indonesia.

Namun, pada saat krisis 1998, Mochtar mengakui bahwa bank mengalami kemerosotan. Dolar yang tadinya Rp2 ribu/USD, tiba-tiba melonjak 800% menjadi Rp16 ribu/USD. Semua bisnis pun bangkrut dan kolaps. Untungnya, saat itu Lippo Bank tidak ikut bangkrut. Ini karena Lippo Bank memiliki uang kas yang sangat mencukupi dan nasabahnya bukan pemain atau pengusaha besar. Karena itu, Lippo Bank dapat tertolong.

Mochtar Riady mengaku bahwa kesuksesannya bukan karena dirinya sendiri. Namun juga berkat dukungan istrinya.

Mochtar berujar bahwa istrinya sangat berbeda dengan kebanyakan orang. Suatu hari, Mochtar pernah diberikan empat keping emas batang oleh nasabahnya. Emas itu pun kemudian dibawa pulang. Namun, istrinya menyuruh Mochtar mengembalikan karena menurutnya, seseorang yang memberikan emas tanpa maksud apapun berarti telah membeli harga diri dan kebebasannya.

Karena itu, istrinya meminta Mochtar mengembalikan emas tersebut untuk mendapatkan kembali kebebasannya.

"Sejak itu saya tahu, jika ada orang yang memberi benda mahal tanpa alasan, maka itu pasti bukan hal baik. Saya akan menolaknya," ujar Mochtar.

Mochtar Riady memeluk agama Kristen di usia 60 tahun. Mochtar mengungkap bahwa sejak percaya pada Tuhan, kehidupannya dengan istri dan keluarganya jadi lebih bahagia. Meski demikian, ia tak pilih-pilih dalam berbagi. Baik gereja, vihara atau masjid, ia akan memberikan kontribusinya.

Tag: Mochtar Riady, Lippo Group

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Sufri Yuliardi