Raksasa teknologi AS, Bill Gates memuji cara Australia menangani Covid-19 sebagai praktik terbaik dunia dan mengecilkan relevansi penyelidikan tentang asal-usul Sars-Cov2.
Pendiri Microsoft itu mengatakan penyelidikan tentang asal-usul Sars-Cov2 telah menjadi sangat kontroversial di antara para ilmuwan dan memicu ketegangan antara China, AS dan Australia. Namun, penyelidikan tidak akan mengubah “kebutuhan akan masker dan vaksin". Jadi, menurut Bill Gates sebenarnya penyelidikan tidak perlu-perlu amat.
"Makalah terakhir yang saya lihat menunjukkan bukti terhadap kebocoran laboratorium, tetapi ya kita harus menyelidiki hal-hal ini, tetapi itu tidak relevan dengan tindakan untuk menyelamatkan nyawa," ujarnya sebagaimana dikutip dari The Australian di Jakarta, Selasa (10/8/21).
Baca Juga: Transfer Saham ke Melinda, Bill Gates Bukan Lagi Orang Terkaya Keempat di Dunia
Gates juga menyerukan cara pengobatan yang sangat berbeda sehingga semua negara dapat mengatasi kasus dengan sangat cepat dan menjadi seperti Australia daripada Eropa atau AS.
Komentar itu muncul ketika Victoria, Australia memasuki penguncian keenam setelah mencatat delapan kasus baru. Victoria turut lockdown bersama dengan Queensland dan New South Wales, di mana militer membantu polisi setempat menjaga penduduk di rumah mereka.
Bill Gates telah lama menjadi sasaran teori konspirasi selama pandemi. Bahkan, Gates disebut berencana untuk membuat chip dunia melalui vaksin Covid-19.
“Kita perlu sumber daya kesiapsiagaan untuk pandemi berikutnya dan kita bisa mendapatkan banyak manfaat. Orang-orang tidak suka flu dan pilek, kami akan membangun alat yang seiring waktu bisa menghilangkannya juga,” kata Gates.
Miliarder itu telah berulang kali mendapat kecaman karena mendukung perlindungan paten vaksin untuk bisnis farmasi multinasional. Pada bulan Juli, Gates dan miliarder George Soros membeli perusahaan Inggris Mologic, pembuat alat tes Covid-19, seharga USD55 juta (Rp792 triliun).
Sementara itu, badan intelijen AS akan merilis laporan tentang asal-usul Sars-Cov2 dalam dua minggu.
Laporan tersebut ditugaskan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Mei di tengah menurunnya kepercayaan di antara para ilmuwan dalam sebuah laporan oleh Organisasi Kesehatan Dunia yang diterbitkan pada bulan Maret. Laporan itu menyimpulkan kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin.