Raksasa e-commerce Korea Selatan, Coupang telah melakukan ekspansi internasional pertamanya di negara tetangga Jepang. Langkah besar milik miliarder Bom Kim ini didukung oleh investor dan konglomerat SoftBank.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (16/6/21) media Korea Selatan mengatakan bahwa Coupang menawarkan layanan pengiriman di Tokyo sebagai proyek percontohan. SoftBank, yang dimiliki Masayoshi Son, memiliki sekitar 33% Coupang melalui Vision Fund. Analis mengatakan bahwa konglomerat Jepang itu membantu perusahaan portofolionya maju di Tokyo.
Pada akhir 2018, Coupang mengumpulkan USD2 miliar (Rp28,5 triliun) dari SoftBank Vision Fund dengan valuasi USD9 miliar (Rp128 triliun). Perusahaan tersebut go public dalam IPO USD4,6 miliar (Rp65,5 triliun) pada bulan Maret di New York Stock Exchange dengan kapitalisasi pasarnya sekarang sekitar USD67 miliar (Rp954 triliun).
Baca Juga: Tanding dengan Juara Catur Dunia, Miliarder Termuda India Akui Main Curang
Alhasil, pendiri Coupang, Bom Kim, melihat kekayaan bersihnya melonjak lebih dari enam kali lipat setelah IPO, menjadi USD6,4 miliar (Rp91 triliun) dan membuatnya menjadi pemenang terbesar di Daftar Kaya Korea tahun ini.
Pemilik SoftBank, Masayoshi Son, memang sempat mengatakan akan membawa Coupang ke Jepang. Itu disampaikan Son pada bulan Maret setelah IPO Coupang.
“Dengan SoftBank menjadi investor terbesar di Coupang, Ketua SoftBank Masayoshi Son membawa pengetahuannya yang mendalam tentang pasar e-commerce Jepang dan melihat peluang untuk membangun jejak Coupang di pasar e-commerce domestik Jepang,” kata Rajiv Biswas, kepala Asia-Pasifik ekonom dengan IHS Markit.
Selayaknya konsumen di sebagian besar dunia, konsumen Jepang telah beralih ke e-commerce selama setahun terakhir karenapandemi Covid-19. Dengan populasi sekitar 125 juta, Jepang menjadi salah satu pasar konsumen terbesar di dunia, sehingga menjadi tempat yang baik bagi Coupang untuk bersaing di pasar pasar e-commerce Jepang.
Coupang dapat menonjol di Jepang karena adanya layanan pengiriman cepat Rocket Delivery yang telah berjalan selama tujuh tahun berkat adanya kecerdasan buatan untuk menantang saingan e-commerce Jepang Rakuten dan layanan global Amazon.