Dewan direksi SoftBank diperkirakan akan kedatangan salah satu miliarder wanita di Jepang, Keiko Erikawa. Langkah ini dapat membantu raksasa teknologi yang berbasis di Tokyo itu menuju ke sektor game yang sedang booming.
Menunggu persetujuan pemegang saham pada 23 Juni, Erikawa yang berusia 72 tahun akan menjadi satu-satunya anggota dewan wanita setelah Yuko Kawamoto mengundurkan diri bulan ini.
Yuko Kawamoto merupakan seorang profesor di Universitas Waseda di Tokyo yang sudah satu tahun menjabat. Kawamoto merupakan wanita pertama yang pernah menjabat di dewan SoftBank. Ia mengundurkan diri karena pengangkatannya sebagai komisaris Otoritas Personalia Nasional.
Baca Juga: Memang Super! Aplikasi Super Raih Pendanaan Seri B Rp405 Miliar dari SoftBank Dkk
“SoftBank sedang mengalami masa transformasi. Sekarang, dengan pandemi yang mengubah ekonomi dan masyarakat, strategi investasi SoftBank mungkin berubah. Membawa Keiko Erikawa bisa menjadi awal dari SoftBank memperdalam fokusnya di vertikal seperti game.” kata Abishur Prakash, salah satu pendiri firma konsultan Center for Innovating the Future.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (9/6/21) Erikawa mendirikan pengembang videogame Koei Tecmo Holdings bersama suaminya, Yoichi, empat dekade lalu. Saham Koei Tecmo telah meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun lalu, berkat orang-orang yang di rumah aja selama pandemi.
Salah satu game yang terkenal adalah dari Nintendo Switch, Hyrule Warriors: Age of Calamity, secara global terjual lebih dari 3,5 juta unit pada kuartal keempat tahun 2020, lebih dari sebulan setelah dirilis November lalu. Kekayaan bersih Erikawa beserta suaminya, naik 144% menjadi USD3,3 miliar (Rp47 triliun).
“Karena game menjadi industri besar di pasar seperti India dan China, SoftBank dapat menggunakan keahlian Erika untuk memanfaatkan peluang ini,” kata Prakash.
“Saya pikir lebih dari apa pun itu penting bahwa mereka memiliki Keiko Erikawa bergabung dengan dewan SoftBank. SoftBank dikenal dengan risiko tinggi, dan sebagai perbandingan, Koei Temco adalah pilihan yang sangat konservatif. Mereka membuat game yang bagus, dan mereka memang menjual.” kata Sean Su, seorang analis sektor teknologi independen di Taiwan.