Salah satu pendiri Palantir, Peter Thiel, telah berinvestasi pada sebuah perusahaan yang menempatkan chip komputer ke dalam kepala orang-orang seperti bisnis Neuralink yang dimiliki Elon Musk.
Peter Thiel adalah investor awal Facebook yang juga salah satu pendiri PayPal dengan Elon Musk pada tahun 1998. Kini, Thiel mendukung perusahaan bernama Blackrock Neurotech dalam putaran pembiayaan USD10 juta (Rp143 miliar).
Baca Juga: Saham Tesla Anjlok Dalam-dalam, Kekayaan Elon Musk Terkikis Kena Imbasnya!
Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Kamis (20/5/21) Blackrock Neurotech didirikan pada tahun 2008 dan berkantor pusat di Salt Lake City, Utah. Blackrock telah menjual perangkat keras dan perangkat lunak kepada komunitas penelitian ilmu saraf selama lebih dari satu dekade.
CEO Blackrock Neurotech, Marcus Gerhardt mengatakan bahwa mereka optimis pada bisnisnya, terlebih karena mereka sudah memperoleh keuntungan sejak tahun 2015.
“Kami mencapai tahap pada tahun 2020, di mana kami tidak dapat mengambil semua kontrak sehingga kami sadar bahwa kami membutuhkan modal eksternal untuk melakukan itu,” ujarnya.
Blackrock Neurotech memiliki 88 staf yang mengerjakan perangkat antarmuka otak-komputer (BCI) miliknya sendiri. Akibatnya, ia akan bersaing dengan Neuralink milik Elon Musk yang berdiri pada 2016 di San Francisco.
Dengan ukuran hanya beberapa milimeter, BCI dirancang untuk memungkinkan manusia melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat mereka lakukan. Blackrock dan Neuralink menargetkan produk pertama mereka pada orang-orang dengan pergerakan terbatas dan disabilitas lainnya.
Pada bulan April, Neuralink menunjukkan bagaimana perangkat "Link" -nya dapat membantu monyet memainkan video game dengan pikirannya, dan menargetkan uji coba pada manusia pada pasien akhir tahun ini. Musk juga mendemonstrasikan teknologi tersebut pada seekor babi bernama Gertrude.
Sementara itu, Blackrock Neurotech mengklaim bahwa mereka telah menempatkan perangkatnya pada 28 pasien di AS, China dan Eropa, serta primata dan hewan pengerat.
“Ada pasien manusia yang menggunakan implan dan teknologi kami untuk mencapai hal-hal secara langsung dengan pikiran mereka yang tidak terbayangkan 10 tahun lalu,” ujar Gerhardt.