Tahun 2015 menjadi tahun yang indah bagi Wang Jianlin. Sayangnya, pada tahun 2021, ia harus berusaha keras melunasi utang-utangnya. Padahal, Wang Jianlin memiliki mimipi untuk menyaingi Walt Disney, tetapi mimpinya tampak jauh dari harapan.
Bahkan, demi melunasi utang-utangnya, Wang Jianlin sampai terdepak dari jajaran orang terkaya dunia.
Baca Juga: Pantang Mundur! Miliarder Ini Makin Cinta Sama Bitcoin dan Cryptocurrency
Dilansir dari Bloomberg di Jakarta, Kamis (18/3/21) Wang Jianlin adalah pemilik dari Dalian Wanda Group. Perusahaan tersebut terkenal lewat menguasai banyak hotel, mal, hingga jaringan bioskop terbesar dunia, AMC Entertainment. Tetapi, pandemi melanda dan bisnis Wang Jianlin terkena dampaknya.
Dulu, Wang Jianlin dinobatkan sebagai orang terkaya di Asia berkat memiliki banyak bisnis di dalam dan luar China. Sayang, saat ini ia bahkan terdepak dari jajaran orang terkaya China.
Pada masa puncak kejayaannya, Jianlin memiliki banyak properti mewah dunia. Sebut saja properti mewah di Beverly Hills, studio Hollywood Legendary Entertainment, hingga sebuah jet pribadi Gulfstream G550. Ia juga merupakan pengembang dari salah satu apartemen pencakar langit di Eropa, One Nine Elms di London.
Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, kekayaan Jianlin harus terpangkas USD32 miliar alias lebih dari Rp448 triliun. Pada tahun 2015, kekayaannya mencapai USD46 miliar atau Rp644 triliun.
Penyebab utamanya yakni ia terlilit utang bisnis senilai USD56 miliar atau lebih dari Rp784 triliun dan sebagian besar utangnya jatuh tempo pada tahun ini.
Demi melunasi utangnya yang menumpuk, Wanda Group bahkan melepas mayoritas sahamnya di AMC, perusahaan asal Amerika Serikat pemilik jaringan bioskop terbesar dunia, dan sekarang tersisa kurang dari 10 persen.
Sama halnya dengan bisnis Wanda Group di bidang properti komersial. Semenjak pandemi, Wanda Commercial Management, yang mengoperasikan banyak mal mewah di kota-kota besar China, mengalami penurunan penjualan dan laba hingga 50 persen.
Selain itu, sikap keras pemerintahan Xi Jinping terhadap pasar kredit juga ikut memengaruhi utang Wanda Group, pun ditambah dengan lesunya pasar kredit Asia terhadap perusahaan properti.
Tahun lalu, Wanda Group berhasil meraup dana talangan senilai USD7,4 miliar atau Rp103,6 triliun lebih dalam bentuk utang lokal dan luar negeri. Meski demikian, utang perusahaan juga dapat memengaruhi beberapa operasi bisnis. Hal tersebut juga telah dikatakan Wanda Group kepada investor.
"Wanda tidak memiliki alternatif nyata untuk strategi baru asset-light, utang perusahaan tidak dapat dipertahankan." ujar Brock Silvers, Kepala Investasi di Kaiyuan Capital di Hong Kong.