Anthony Sudarsono adalah pria 25 tahun yang bisa membeli 11 properti kos-kosan dalam dua tahun. Meski demikian, pada usia 19 tahun, Anthony memulai bisnisnya lewat bisnis makanan bernama Sum Squid yang dijual di mal-mal sebelum terjun ke dalam bisnis properti.
Hal itu disampaikan Anthony Sudarsono melalui YouTube Christine Lie bertajuk "BONGKAR CARA ANAK USIA 25 BISA BELI 11 PROPERTI DALAM 2 TAHUN PAKE DUIT SENDIRI - ANTHONY SUDARSONO".
Baca Juga: Sukses di Berbagai Lini Bisnis, Ini Strategi Crazy Rich Surabayan Tom Liwafa
Adapun modal bisnis makanan tersebut berasal dari uang angpao Anthony yang ia kumpulkan selama 10 tahun berkisar 10-15 juta. Awal Anthony mulai berbisnis karena ia ingin membuktikan kepada keluarga yang sering membanding-bandingkan dirinya dengan saudara kandungnya.
Sejak SMP, Anthony sudah membaca buku-buku motivasi. Bahkan, saat SMA, Anthony sempat ingin langsung bekerja agar bisa cepat sukses. Karena itu, sejak SMA, Anthony sudah berjualan Nasi Kucing yang memang terkenal di Jogja. Nasi Kucing tersebut Anthony jual ke sekolah-sekolah.
Sebelum pergi sekolah, Anthony menjual Nasi Kucing terlebih dahulu agar bisa mendapat uang sendiri meski orang tuanya termasuk orang berada.
Namun, karena Anthony ingin membuktikan dirinya, ia ingin lebih cepat sukses dibandingkan saudara-saudara kandungnya. Karena itu ia berjualan Nasi Kucing, lalu rumput laut.
Setelah lulus SMA, Anthony sempat tak ingin kuliah. Namun, orang tuanya memaksa agar Anthony berkuliah juruan Arsitek. Anthony pun memilih Malaysia agar bisa lulus dalam waktu 3 tahun.
Tetapi, Anthony tak suka dengan jurusan kuliahnya, ia pun meminta untuk keluar hingga orang tuanya memintanya untuk Sekolah Bahasa di China untuk mendapatkan inspirasi.
Hingga akhirnya, Anthony tertarik pada Sum Squid itu. Ia pun memutuskan magang untuk mengetahui cara kerjanya dan kemudian ia bawa ke Indonesia.
"Aku bilang mau belajar bahasa Mandarin makanya diterima karena aku gak minta digaji," ujar Anthony yang bekerja di Sum Squid selama tiga bulan.
Sejak Anthony mulai berjualan Nasi Kucing, ia sudah sering mendengar omongan tak sedap, bahkan sempat dianggap membuat malu keluarga. Padahal, ia hanya ingin melakukan pembuktian.
Hingga hari ini, ia pun berbisnis properti. Sektor bisnis yang sudah lama menjadi incarannya. Namun, karena bisnis properti membutuhkan modal besar, ia pun akhirnya belajar terlebih dahulu dengan mengikuti seminar-seminar.
Dari seminar itu Anthony belajar bahwa ada properti dengan modal minim asalkan cashflow-nya tinggi. Anthony pun memulai dengan membeli rumah murah, lalu ia renovasi. Adapun dana perputaran dari bank, ia tutupi dari uang sewa kost.
Adapun biaya cicilan ke bank yakni sebesar Rp7 juta untuk 15 tahun, tetapi Anthony mampu meraup Rp18 juta setiap bulannya dari biaya sewa kost-kostan ini.
Dalam satu rumah, Anthony memiliki 15 kamar dengan sistem deposito satu bulan sewa. Sehingga, jika ada yang telat membayar sewa, maka akan langsung terpotong uang depositonya.
Untuk diketahui, harga sewa kamar kost Anthony yakni sebesar Rp1,8 juta dengan fasilitas laundry, parkir, printer, wifi bahkan gratis teh dan nasi. Anthony juga sudah mengurus perizinan RT/RW untuk membuka rumah kost-kostan.
Meski pandemi, bisnis kost-kostan Anthony hanya turun 5% karena pesaingnya di sosial media sedikit, sehingga ia bisa leluasa mempromosikan kost-kostannya di sosial media.
Lebih lanjut, Anthony bercerita dari 11 properti yang ia miliki sebagian besar sudah ia jual sehingga tersisa 5 properti. Hal ini karena Anthony ingin membeli tanah agar investasinya bisa lebih panjang dari sekedar pendapatan biaya sewa kost-kostan.
Adapun tanah yang dibeli Anthony yaitu seluas 5.000 meter persegi untuk membuat perumahan 24 unit. Sementara itu, untuk koneksi kontraktor, Anthony mendapatkannya dari notaris yang ia percaya.
Waktu awal memulai bisnis properti, banyak orang terumasuk orang tuanya mencemooh bisnis yang dijalani Anthony. Apalagi, Anthony tidak ingin keluar uang dengan bisnis properti ini. Sampai akhirnya, bank pun mengeluarkan dana untuk membeli sebuah rumah dan Anthony melakukan renovasi dengan uangnya sendiri. Lewat cara itu, cashflow bisnis properti Anthony berjalan sehingga cicilan di bank bisa terbayar.
Meski demikian, perjalanan Anthony di bisnis properti ini tidak mudah. Anthony sempat kurang pintar dalam melakukan negosiasi. Anthony pun mengungkap bahwa dalam urusan pembelian properti hingga notaris, semua harganya bisa di nego. Bahkan, Anthony pernah mendapatkan rumah seharga Rp800 juta dari harga awal Rp1,5 miliar.
Strateginya adalah Anthony melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada penjual properti. Seperti membawakan makanan, bersikap baik dan mengetahui seberapa butuh penjual properti tersebut terhadap uang hasil penjualan ini. Lalu, ia melakukan pertemuan sampai 6x untuk lebih mengenal penjual properti ini.
"Pendekatannya tuh seperti pacaran, bisa sampai 6x ketemu. Lalu, kalau anaknya mau ulang tahun, misalnya, aku pernah bawain kado," ujarnya.
Lebih lanjut, Anthony mengatakan bahwa negosiasi itu bukan tega-tegaan, melainkan kesepakatan. Untuk kontraktor juga pastikan kontraktor yang digunakan sudah untung. Kalau tidak, malah bisa 'menyolong bahan'. Karena itu, penting untuk merekrut pelaksana yang bisa memantau proyek. Pastikan juga pelaksana digaji besar agar tidak ikutan 'nakal' dengan kontraktor. Pasalnya, tanpa pelaksana, kehilangan akibat kontraktor nakal bisa lebih besar lagi.
Adapun tips dalam menjual properti yaitu berikan kenyamanan pada calon pembeli. Nyalain AC, ajak ngobrol santai, agar calon pembeli merasa nyaman untuk tinggal di rumah itu.
Jika kamu ingin berinvestasi dalam properti, pastikan lokasinya strategis, jika ingin membuat kost-kostan, pastikan sudah ada tempat kost yang terbukti ramai. Jangan malah membuat pasar sendiri karena justru itu bunuh diri. Lalu, jika kamu tidak memiliki modal, carilah partner dan temukan properti paling murah kisaran Rp1-4 miliar. Jika di atas Rp5 miliar, cenderung sulit untuk terjual.
Itulah rahasia Anthony berbisnis properti. Semoga bisa diambil ilmunya ya!