Minggu, 22 Desember 2024 Portal Berita Entrepreneur

Sadis! Gegara Pro Demokrasi, Konglomerat Ini Ditahan Otoritas China, Perusahaannya Langsung Diambil!

Foto Berita Sadis! Gegara Pro Demokrasi, Konglomerat Ini Ditahan Otoritas China, Perusahaannya Langsung Diambil!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Otoritas China telah menguasai konglomerat pertanian Hebei Dawu Agricultural and Animal Husbandry Group, yang dimiliki oleh Sun Dawu. Perusahaan ini pernah menduduki peringkat di antara perusahaan swasta terbesar di China.

Sun Dawu yang merupakan pendiri dan ketua perusahaan ditangkap 11 November, bersama dengan lebih dari 20 anggota keluarga dan eksekutif perusahaan. Sun dituduh memprovokasi pertengkaran dan mengganggu produksi.

Baca Juga: Ini Cara Jitu Konglomerat Jepang Selamatkan Perusahaan dari Pandemi yang Mencekam

Dilansir dari VOA News di Jakarta, Rabu (2/12/2020) pihak berwenang belum menjelaskan mengapa pemilik miliarder itu ditahan. Namun, unggahan di jaringan media sosial China menunjukkan perusahaan tersebut memiliki sengketa tanah dengan entitas pertanian milik negara. Tetapi orang-orang yang dekat dengan Sun mengatakan bahwa ia menganut ideologi pro-demokrasi hingga menyebabkan penahanannya.

Pada bulan Agustus, pekerja untuk Grup Dawu dilaporkan bentrok dengan karyawan pertanian milik negara selama sengketa tanah. Menurut postingan media sosial Sun, lebih dari 20 orang terluka.

Dalam wawancara setelah insiden itu, Sun mengatakan polisi jelas mendukung pertanian milik negara karena itu milik negara, padahal mereka adalah geng yang mengejar keuntungan pribadi atas nama negara.

Wang Yingguo, seorang pengusaha China dan orang kepercayaan Sun, mengatakan kepada VOA bahwa meskipun Sun memiliki perselisihan keuangan dengan perusahaan lain, seharusnya diperlakukan sebagai kasus perdata dan bukan kasus pidana.

“Sekarang perusahaannya diambil alih oleh pemerintah. Ceritanya lebih dari sekedar perusahaan itu sendiri,” ujarnya.

Wang mengatakan perusahaan Sun telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, berkembang di luar bisnis pertanian yang pernah menjadi fokus perusahaan.

Perusahaan memiliki stadion berkapasitas 20.000 kursi dan sebuah rumah sakit tempat staf Dawu dan penduduk setempat dapat memperoleh perawatan kesehatan. Wang berkata bahwa keuntungan ini membuat Sun populer dan malah mengancam otoritas pemerintah daerah. Wang juga mengatakan banyak komentar yang diposting Sun di WeChat mendukung demokrasi.

Teng Biao, seorang pengacara hak asasi manusia China mengatakan bahwa Sun telah memuji para pengacara HAM yang dipenjara. Ia juga memiliki hubungan dengan beberapa kritikus terkemuka Xi Jinping, termasuk taipan real estate Ren Zhiqiang yang dijatuhi hukuman 18 tahun penjara pada September lalu.

"Sun adalah salah satu dari sedikit pengusaha China yang mendukung supremasi hukum dan hak asasi manusia," ujar Teng.

Tag: konglomerat, Pengusaha, China (Tiongkok)

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Foto: AFP.