Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer baru saja mengabarkan bahwa vaksin Covid-19 buatannya yang berkolaborasi dengan BioNTech (Jerman) efektif melawan corona. Kabar tersebut mengatakan bahwa keefektifannya dapat menangkal virus Covid-19 hingga lebih dari 90% tanpa efek samping berbahaya.
Pfizer bukanlah pemain baru di dunia farmasi, perusahaan ini didirikan oleh imigran Jerman, Charles Pfizer dan Charles Erhart pada 1849. Saat itu, mereka masih berusia 20an tahun tetapi mereka sukses menjadikan Pfizer bertahan hingga hari ini.
Baca Juga: Buktikan Vaksinnya Aman, Bos Pfizer Ingin Jadi Orang Pertama yang Disuntik
Dikutip dari Pharma Phorum di Jakarta, Selasa (10/11/2020) saat pertama kali berdiri, Pfizer adalah perusahaan yang berbisnis kimia halus di sebuah pabrik di Brooklyn. Modal awalnya berasal dari ayah Pfizer hingga mereka berhasil membuat produk pertamanya yaitu obat anti-parasit yang manis, enak dan dibuat sesuai selera.
Hal ini berkat keterampilan Pfizer sebagai ahli kimia dan Erhart yang merupakan pembuat manisan. Obat itu pun sukses dan menetapkan pola untuk pengembangan masa depan perusahaan.
Sayangnya, gejolak Perang Saudara Amerika yang meletus setelah tahun 1862 berdampak besar pada industri farmasi. Perang industri pun pecah dan melibatkan produsen obat-obatan serta produsen senjata.
Pesaing Pfizer saat itu, Squibb, kewalahan membuat obat penghilang rasa sakit dan antiseptik dalam jumlah besar untuk pasukan Union. Hal itu pun memberikan ruang lingkup yang besar untuk Pfizer. Pada tahun 1868, pendapatan Pfizer telah berlipat ganda sejak dimulainya perang, dan lini produk mereka telah berkembang pesat.
Setelah perang, Pfizer terus fokus pada bahan kimia industri serta obat-obatan, memproduksi asam sitrat yang dibutuhkan untuk minuman soda, seperti Coca Cola dan Dr Pepper di tahun 1880-an. Bahan ini pun menjadi andalan mereka selama bertahun-tahun.
Setelah itu, ketika pasokan asam tartarat terganggu akibat perang saudara dan kenaikan tarif, Pfizer mengembangkan produksinya untuk menjadi pemasok bahan kimia terkemuka di AS.
Namun, Tuhan pun memanggil Erhart pada tahun 1891, kemudian Pfizer menyusul di tahun 1906. Setelah itu, perusahaan yang memiliki 200 karyawan itu pun dilanjutkan oleh salah satu anak Pfizer, Emil Pfizer hingga tahun 1940-an.
Baca Juga: Vaksin Pfizer Ampuh, Kekayaan Miliarder di Baliknya Langsung di Atas Awan!
Di bawah kepemimpinan Emil Pfizer, keahlian Pfizer dalam metode produksi ilmiah berkembang pesat. Pada tahun 1919, para ilmuwan mereka memelopori produksi fermentasi jamur asam sitrat dari molase, membebaskan bisnis asam sitrat mereka dari pasokan buah jeruk Eropa, yang sempat terganggu oleh Perang Dunia Pertama.
Selain itu, mereka juga mengembangkan proses fermentasi tangki dalam yang prinsip-prinsipnya menjadi awal mula pada produksi penisilin. Sebagai konsekuensi dari inovasi Pfizer, harga asam sitrat jatuh selama beberapa dekade berikutnya, dengan nilai bahan kimianya dalam 20 tahun.
Pada tahun 1936, perusahaan menemukan metode bebas fermentasi untuk memproduksi vitamin C, yang dengan cepat berkembang menjadi vitamin B2 dan B12, dengan cepat menjadi produsen vitamin dan bahan kimia terkemuka saat itu.
Keahlian dalam fermentasi dan produksi farmasi skala besar ini menempatkan Pfizer pada posisi yang baik ketika pada tahun 1941 pemerintah AS mengimbau industri farmasi untuk mendukung produksi penisilin untuk upaya perang. Dalam kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, Pfizer bekerja dengan ilmuwan pemerintah.
Kehadiran antibiotik menjadi penandai transisi Pfizer ke arah modern. Tindak lanjut mereka terhadap penisilin dengan nama dagang Terramycin pada tahun 1950 pun berbuah manis. Terramycin menjadi obat pertama yang mereka miliki, dan pertama kalinya perusahaan menggunakan tenaga penjualan yang dimulai hanya dengan delapan anggota.
Sepanjang tahun 60-an dan 70-an perusahaan terus mengeluarkan obat-obatan baru, seperti antibiotik spektrum luas Vibramycin, dan memperluas basis penelitiannya. Perhatian pada inovasi ini mulai membuahkan hasil pada 1980-an, dengan serangkaian blockbuster, termasuk Glukotrol untuk diabetes dan Procardia untuk anti-hipertensi. Tahun 1990-an dan 2000-an pun membawa kesuksesan berbasis blockbuster ini ke tingkat yang baru bersamaan dengan Pfizer yang semakin maju.