Ratu Inggris Elizabeth II dan keluarganya menghadapi pukulan 35 juta pound (USD45 juta atau Rp672 miliar) akibat dari pandemi virus corona, pengelola uang kerajaan mengungkap sebagian besar disebabkan karena kekurangan wisatawan ke Inggris.

Merilis rekening tahunan rumah tangga kerajaan, Keeper of the Privy Purse Michael Stevens mengatakan kurangnya pendapatan dari pengunjung ke gedung kerajaan kemungkinan besar akan menyebabkan kekurangan dana umum sebesar 15 juta pound (USD19 juta atau Rp283 miliar) selama tiga tahun.

Baca Juga: Inggris Di-Lockdown, Valuasi Bisnis Ratu Elizabeth Turun Rp10 Triliun!

Dikutip dari New York Post di Jakarta, Senin (28/9/2020) ia juga mengatakan dampak pandemi kemungkinan menyebabkan kekurangan 20 juta pound (USD25,4 juta atau Rp379 triliun) dalam program 10 tahun, 369 juta pound untuk menggantikan pemanas kuno, pipa ledeng dan kabel di Istana Buckingham, rumah ratu London.

Para pejabat mengatakan infrastruktur tua istana yang mengalami peningkatan besar terakhir setelah Perang Dunia II berisiko mengalami kegagalan besar jika tidak diganti.

Stevens mengatakan keluarga kerajaan tidak akan meminta lebih banyak uang pemerintah tetapi akan berusaha mengelola dampaknya sendiri. Istana Buckingham sejauh ini telah memperkenalkan pembekuan gaji staf dan penghentian perekrutan.

Catatan tersebut menunjukkan bahwa monarki merugikan pembayar pajak Inggris 69,4 juta pound (USD88,2 juta atau Rp1,3 triliun) hingga akhir Maret, meningkat 2,4 juta (USD3,1 juta atau Rp46 miliar) pada tahun keuangan sebelumnya.

Kisah-kisah itu juga menunjukkan bahwa Pangeran Harry dan istrinya, Meghan, membayar sejumlah uang yang dirahasiakan untuk mengganti dompet publik untuk sewa dan perbaikan rumah Frogmore Cottage mereka di dekat Kastil Windsor. Jumlah persisnya akan muncul di akun tahun depan. Biaya renovasi saja untuk rumah itu 2,4 juta pound (USD3,1 juta atau Rp46 miliar).