Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Dijuluki Elon Musk China, Pria Ini Gabung Jadi Miliarder Dunia

Foto Berita Dijuluki Elon Musk China, Pria Ini Gabung Jadi Miliarder Dunia
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pembuat mobil listrik NIO asal China, William Li telah bergabung kembali dengan jajaran miliarder dunia karena saham dari startup buatannya naik 472% sejak akhir Mei tahun ini. Keuntungan tersebut menandai kebangkitan yang dramatis bagi perusahaan yang sebelumnya berjuang keras untuk meningkatkan penjualan hingga menyebabkan kekayaan Li turun drastis.

Pria yang dijuluki 'Elon Musk dari China' ini telah melancarkan berbagai program diskon dan mengumpulkan uang dari investor untuk NIO, yang sayangnya, masih belum menghasilkan keuntungan.

Baca Juga: Elon Musk Bahas Pabrik dan Proyek Vaksin Corona dengan Jerman

Sebelumnya, Li telah mendapatkan suntikan modal sebesar 5 miliar yuan (USD733 juta atau setara Rp10,8 triliun) pada bulan Juni lalu oleh investor dan pemerintah daerah Hefei. Bantuan tersebut menjadi bantuan yang sangat dibutuhkan.

Titik balik pun  terjadi pada Mei ketika Li melaporkan penjualan yang lebih kuat dari perkiraan sebesar 1,37 miliar yuan (USD194 juta atau Rp2,8 triliun) pada kuartal pertama. Kemudian, para investor pun memperkirakan bahwa pendapatan dan pengiriman akan lebih dari dua kali lipat pada kuartal berikutnya.

Ternyata pengiriman NIO meningkat tiga kali lipat menjadi rekor 10.331 kendaraan pada kuartal kedua dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan pun naik menjadi 3,72 miliar yuan (Rp8 triliun) karena pasar mobil China menunjukkan tanda-tanda awal pemulihan pasca pandemi.

Alhasil, harga saham Nio yang melonjak di Nasdaq dan mengangkat kekayaan bersih Li dari USD572,4 juta (Rp8,4 triliun) pada 22 Mei ke level saat ini USD2,9 miliar (Rp42,7 triliun).

"Perusahaan melakukannya dengan baik tahun ini. Ia menemukan investasi, mempercepat peluncuran kendaraan baru, dan mempertahankan kualitas layanan yang baik," ujar Yale Zhang, direktur pelaksana konsultan Automotive Foresight yang berbasis di Shanghai.

Li tetap optimistis NIO bisa mempertahankan momentumnya. Dia memperkirakan selama panggilan analis pada bulan Agustus mereka akan mengirimkan hingga 11.500 kendaraan pada kuartal ketiga. Dia juga mengatakan margin kotor NIO akan meningkat menjadi dua digit sebagai akibat dari peningkatan penjualan dan pengurangan biaya dalam pasokan suku cadangnya.

Investor tampaknya bersedia untuk melihat kerugian jangka pendek NIO dan fokus pada potensi untuk pertumbuhan di masa depan. Pada bulan Agustus, perusahaan meningkatkan ukuran penawaran saham penyimpanan Amerika sebesar 20%, menjual 88,5 juta saham dengan harga USD17 masing-masing.

Penjualan kendaraan energi baru di China mulai pulih tahun ini setelah pandemi Covid-19 berhasil dikendalikan. Konsumen membeli total 98.000 kendaraan semacam itu pada Juli, naik 19% dari tahun lalu, menurut Asosiasi Produsen Mobil China.

Tapi Li masih menghadapi hambatan besar. Persaingan semakin ketat. Dengan menetapkan harga SUV listriknya pada kisaran 358.000 hingga 558.000 yuan, pembuat mobil itu menargetkan masyarakat kalangan menengah ke atas.

Sementara Tesla Model 3 buatan Elon Musk telah dijual dengan harga antara 271.550 hingga 419.800 yuan, setelah pengiriman dari pabrik Tesla di Shanghai. Seorang analis mengatakan bahwa Tesla memiliki keunggulan mereknya.

"Tesla memiliki stasiun pengisian daya yang lebih baik dan lebih nyaman di China," kata Zhang dari Automotive Foresight. "NIO, di sisi lain, melakukan pertukaran baterai. Kami menunggu untuk melihat apakah ini akan mendorong penjualan."

Tag: William Li, Mobil Listrik

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: DAVID PAUL MORRIS/BLOOMBERG