Konglomerat Wang Jianlin mengeluarkan aset lain di luar negeri untuk mengurangi utangnya. Anak perusahaannya yang terdaftar di Hong Kong, Wanda Hotel Development telah setuju untuk menjual 90% sahamnya di Vista Tower seharga USD270 juta (Rp3,9 triliun) kepada Magellan Parcel.
Perusahaan real estat yang berbasis di Chicago sudah memiliki sisa 10% dari proyek perumahan dan hotel mewah yang akan naik 101 lantai di atas pusat kota Chicago.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Jack Ma, Pendiri Alibaba Berharta Rp700 T
Dilansir dari Fobes di Jakarta, Selasa (4/8/2020) penjualan aset ini diharapkan memberi Wanda Hotel Development pengembalian bersih sebesar USD12,13 juta (Rp178 miliar) belum termasuk pajak. Wanda mengakuisisi bagiannya dari proyek pada tahun 2014 silam.
"Karena proyek properti Chicago masih dalam pembangunan, pembuangan akan membantu mengurangi hutang saat ini dan masa depan," kata perusahaan.
Wang Jianlin yang diperkirakan bernilai USD14,3 miliar (Rp210 triliun) adalah pendiri dan ketua Grup Dalian Wanda. Dia telah menjadi orang terkaya China dengan jumlah lebih dari dua kali lipat dari itu pada tahun 1990an saat real estate sedang moncer. Jack Ma yang merupakan ketua raksasa e-commerce Alibaba Group pun menyalip Wang pada 2017.
Setelah melakukan banyak akuisisi selama beberapa tahun di Eropa dan AS, Wanda telah membongkar aset setelah ditempatkan pada daftar pengawasan oleh regulator pada April 2017.
Dia menjual aset hotel dan pariwisata China-nya selama lebih dari USD9 miliar (Rp132 triliun) pada 2017, diikuti dengan menumpahkan saham di klub sepak bola Spanyol Atletico de Madrid dan bagian dari saham di rantai bioskop AS AMC setahun kemudian.
Pada bulan Maret, Wanda Sports Group setuju untuk menjual bisnis triathlon Ironmannya seharga USD730 juta (Rp10,7 triliun).
Dalian Wanda Group telah bergabung dengan gelombang perusahaan China yang mencari investasi ke luar negeri antara 2012 dan 2016. Mereka berharap untuk mencap diri mereka sebagai perusahaan global, belajar dari mitra di luar negeri dan melakukan diversifikasi di luar pasar domestik yang semakin ramai. Namun, esepakatan tidak selalu berhasil.
Perusahaan Wang masih memiliki studio film A. Legendary Entertainment AS dan menjalankan salah satu rantai bioskop terbesar di China. Kelompok ini sangat terpukul tahun ini oleh wabah koronavirus yang memaksa penutupan massal bioskop.
"Jelas Covid-19 memiliki dampak besar pada sektor perhotelan, ritel dan hiburan, dan jika aset dapat dijual dan menghasilkan laba bersih selama periode waktu ini, maka semua akan lebih baik," kata Macdonald.