Miliarder pemilik Virgin Atlantic, Richard Branson telah memompa lebih banyak uang bisnis maskapainya sebagai bagian dari penyelamatan sebesar USD1,5 miliar (Rp21,8 triliun) untuk menjaga maskapainya selang beberapa hari sebelum dijadwalkan untuk kembali mengangkut penumpang.
Sebagaimana dilansir dari CNN Business di Jakarta, Rabu (15/7/2020) rencana rekapitalisasi akan dikerahkan selama 18 bulan ke depan dan mendapat dukungan dari pemegang saham lainnya, termasuk Delta Air Lines, investor baru dan kreditor.
Baca Juga: Cerah! Miliarder Virgin Gak Kelabu Lagi Berkat Dana Rp3,6 M
Di bawah rencana tersebut, pemegang sahamakan memberikan kontribusi USD750,6 juta (Rp10,9 triliun), termasuk USD250 juta (Rp3,6 triliun) dari Virgin Group yang didirikan oleh miliarder Branson.
Selain itu, Hedge fund AS Davidson Kempner menyediakan tambahan USD188 juta (Rp2,7 triliun) dalam pembiayaan aman. Kreditor telah setuju untuk menunda pembayaran senilai USD562,5 juta (Rp8,2 triliun).
"Kami telah mengambil langkah-langkah menyakitkan, tetapi kami telah mencapai apa yang banyak orang pikir mustahil," kata CEO Virgin Atlantic Shai Weiss. Perusahaan mengatakan mereka masih mengharapkan keuntungan lagi pada tahun 2022 nanti.
Penerbangan global telah hancur oleh pandemi coronavirus, dengan kerugian industri penerbangan diperkirakan mencapai USD84 miliar (Rp1.225 triliun) tahun ini, menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Perjalanan udara diperkirakan tidak akan pulih ke level 2019 hingga 2023.