Pengusaha, miliuner yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mempelajari seluk beluk bisnis dari pengusaha William Soeryadjaya. Sebelumnya, Sandi bekerja di Singapura sebagai manajer investasi, namun terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Setiap kali hendak berinvestasi, Sandi pertama kali akan melihat ekosistem bisnis tersebut di pasarnya, kemudian dikerucutkan ke industri, lalu dikerucutkan ke perusahaan, kemudian ke manajemen, baru ownernya. Jika owner dan manajemen sejalan, maka dapat dipastikan bisnis tersebut berjalan dengan baik.
Lebih lanjut, dalam video YouTube bertajuk "RAHASIA JADI KAYA ALA SANDIAGA UNO! BOCORAN PAJAK NFT & METAVERSE!", Sandi menjelaskan bahwa perusahaan seperti Tesla, Amazon hingga Gojek, meski belum memberikan keuntungan, tetapi mereka merupakan perusahaan yang potensial, yang ketika keputusan tepat diambil, potensi untuk tumbuh perusahaan tersebut akan selalu ada, terlebih bisnis modelnya sangat cocok untuk kebutuhan harian masyarakat.
Baca Juga: Cara Menjadi Tajir dan Kaya Raya ala Sandiaga Uno: Investasi dan Jeli dengan Peluang!
Terlebih jika ekosistem sudah terbentuk. Seperti Google, Meta Facebook dan Apple, yang sudah diganderungi dan menjadi kebutuhan banyak orang. Sehingga, jikalau harga layanan naik pun, orang-orang akan tetap membayar karena mereka butuh.
Bisnis yang berkelanjutan di masa depan pastinya menjadi peluang yang baik. Salah satunya adalah digitalisasi, terutama cybersecurity yang jarang diminati tetapi sangat dibutuhkan. Kemudian ada finansial teknologi yang juga sangat diganderungi.
"Fintech akan melakukan transformasi luar biasa pada lansekap arsitektur pembayaran," ujar Sandi.
Setelah itu ada bidang kesehatan karena orang-orang ingin gaya hidup sehat, berumur panjang dan meningkatkan imunitas tubuh. Singkatnya, tiga tren bisnis yang cuan di masa depan adalah digitalisasi di bidang cybersecurity, fintech dan kesehatan. Untuk metaverse, Sandi mengatakan bahwa pemerintah harus mengenali metaverse terlebih dahulu, lalu ciptakan budayanya, sosialisasi, sehingga pemerintah jangan sebentar-sebenar regulasi.
"Paling tidak metaverse dilihat 3-5 tahun mendatang untuk dapat menjadi peluang usaha yang akan menciptakan lapangan kerja," lanjut Sandi. NFT, crypto dan metaverse secara fundamental, bisa dilihat dari entertainmen-nya.
Sandi pun melihat bahwa metaverse mirip era media sosial jaman dahulu. Kemenparekraf juga akan mengambil andil dengan berkolaborasi bersama para pemain itu.