Raksasa teknologi Jack Ma, Alibaba mengungkap akan menginvestasikan USD1 miliar (Rp14,9 triliun) selama tiga tahun fiskal ke depan untuk mendukung pelanggan cloud computing atau komputasi awannya karena mereka ingin menghidupkan kembali pertumbuhan setelah krisis perlambatan historis.
Investasi tersebut terdiri dari insentif finansial dan non-finansial, seperti pendanaan, rabat, dan inisiatif go-to-market, kata Alibaba dalam siaran persnya.
Melansir CNBC International di Jakarta, Jumat (23/9/22) perusahaan mengatakan tengah menyiapkan program untuk membantu pelanggannya melokalisasi kebutuhan bisnis komputasi awan mereka tergantung pada pasar.
Baca Juga: Habis Manis Sepah Dibuang, Tencent dan Alibaba Cs Dilepeh Habis-Habisan sama Investor!
Alibaba adalah pemain komputasi awan terbesar ketiga di dunia di belakang Microsoft dan Amazon, menurut Gartner. Meski demikian, komputasi awan adalah bagian kecil dari keseluruhan bisnis Alibaba saat ini, manajemen perusahaan melihatnya sebagai komponen penting untuk pertumbuhan dan profitabilitas di masa depan.
Namun, Alibaba telah melihat perlambatan pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah kelesuan ekonomi China karena kebangkitan Covid dan lingkungan peraturan domestik yang lebih ketat. Pada kuartal April hingga Juni, Alibaba melaporkan pertumbuhan pendapatan datar pertamanya.
Pertumbuhan pendapatan di bisnis komputasi awan juga melambat dari kuartal sebelumnya.
Pengumuman investasi Alibaba juga merupakan bagian perusahaan yang bermarkas di Hangzhou, China untuk memperluas bisnis komputasi awannya di luar negeri.
Selama beberapa tahun terakhir, Alibaba telah membuka pusat data baru di luar China untuk memenangkan pelanggan di pasar lain seperti Singapura dan Thailand.