Pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio, seorang miliarder investor terkenal dunia, telah menurunkan seluruh saham perusahaannya dari raksasa teknologi China, Alibaba. Padahal, Dalio adalah seorang investor bull terbesar China di Wall Street.
Langkah Dalio cukup kontroversial mengingat ia sangat memandang tinggi Beijing sejak ia pertama kali mengunjungi negara itu pada tahun 1984, bahkan mengirim putranya Matt untuk tinggal di negara itu.
Baca Juga: Bahas Perdagangan, Amerika dan Taiwan Siap-siap Bikin China Kesal Gara-gara...
Melansir Fortune di Jakarta, Kamis (18/8/22) November lalu, Dalio meluncurkan penggalangan dana terbesar di China pada saat itu. Ia berhaisl mengumpulkan dana setara dengan USD1,25 miliar (Rp18,4 triliun) dari investor China dan melampaui penawaran saingan perusahaannya, BlackRock yang juga manajer aset terbesar di dunia.
Segera setelah itu, Dalio cukup marah usai membela upaya rezim yang membungkam pemain tenis Peng Shuai tidak berbeda dengan orang tua Konfusianisme yang ketat sehingga memaksanya untuk mengeluarkan mea culpa di LinkedIn.
Kedekatannya dengan China hingga membuat kritikus paling vokal di Wall Street, Beijing, Kyle Bass, menyarankan Dalio pindah ke China.
Karena itulah, dana lindung nilai Dalio mengambil langkah yang tidak biasa dengan menjual 7,5 juta saham penyimpanan Amerika (ADS) di Alibaba, yang mengoperasikan situs online populer China seperti Tmall dan Taobao. Setiap ADS setara dengan delapan saham biasa pesaing Amazon.
Menurut pengajuan 13F dengan Securities and Exchange Commission, Bridgewater juga melikuidasi posisinya di empat saham China lainnya, termasuk sesama pengecer e-commerce JD.com dan raksasa ride-hailing Didi.
Hingga kini, alasan Dalio keluar dari kepemilikannya akan saham China masih belum jelas. Dia belum mengomentari alasannya, dan pengarsipan 13F hanya memberikan gambaran tentang kepemilikan manajer portofolio pada hari terakhir kuartal tersebut.
Meski demikian, Dalio secara khusus mempertahankan sahamnya di raksasa teknologi China Tencent dan Baidu hanya dengan sedikit perubahan.
Keputusan Dalio datang di tengah perlambatan ekonomi China yang didorong oleh kegagalan berkelanjutan di pasar real estat yang sangat penting. Ditambah lagi dengan meningkatnya ketegangan antara China-AS atas kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan, yang mendorong gerakan kemerdekaan lokal.
Manajer dana lindung nilai ini memperingatkan minggu lalu sebelum berita tentang penjualan sahamnya pecah bahwa dia sangat prihatin dengan krisis di Selat Taiwan.
“Apa yang terjadi sekarang antara AS dan China atas Taiwan mengikuti jalan klasik menuju perang,” tulisnya.