CEO Tesla Elon Musk akan memberikan karyawan Tesla Ukraina yang diminta untuk kembali membela negara mereka pembayaran gaji setidaknya selama tiga bulan. Hal tersebut tertuang menurut email yang dikirim perusahaan pada hari Senin kepada karyawan di kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika.
Setelah tiga bulan, Tesla berencana untuk menilai kembali perang Rusia-Ukraina dan situasi karyawan mereka untuk memutuskan apa lagi yang akan dibutuhkan.
Mengutip CNBC Make It di Jakarta, Jumat (11/3/22)Â Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memanggil pasukan cadangan untuk melawan pada Februari, menjelang invasi yang diantisipasi.
Baca Juga: Tak Rekomendasikan Investasi Bitcoin, Bill Gates: Hati-hati Kalau Uangmu Tak Sebanyak Elon Musk
Dalam email tersebut karyawan Tesla juga dipuji karena membantu SpaceX untuk membawa layanan internet satelit Starlink ke Ukraina. Tim Energi Tesla merakit dan menyediakan sistem penyimpanan energi baterai lithium ion yang dikenal sebagai Tesla Powerwalls untuk menjalankan peralatan Starlink di Ukraina.
Karyawan Tesla menggunakan inverter dan kabel pengisi daya yang disumbangkan oleh pemasang bersertifikat Tesla di area tersebut untuk merakit sistem Starlink-and-Powerwall. Mereka juga membuat kabel AC dari memo di pabrik baru Tesla yang sedang dibangun di luar Berlin untuk membantu memberi daya pada peralatan Starlink.
Meskipun Tesla tidak beroperasi di Ukraina, perusahaan mengatakan dalam email bahwa sekitar 5.000 pemilik Tesla di negara itu dan pengemudi EV lainnya dapat memperoleh pengisian kendaraan gratis di beberapa stasiun Supercharger di Polandia, Hongaria, dan Slovakia.
Tesla tidak sendirian dalam menavigasi dampak terhadap karyawan dan bisnisnya sendiri setelah perang Rusia di Ukraina.
Pembuat mobil seperti General Motors dan Ford di AS bergerak cepat untuk menangguhkan bisnis mereka di Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina.
Stellantis mengumumkan pada 2 Maret bahwa mereka telah membentuk tim pendukung yang akan beroperasi sepanjang waktu untuk mendukung dan memantau kesehatan dan keselamatan 71 karyawan perusahaan yang berbasis di Ukraina.