Miliarder Steve Cohen akhirnya menjual penthouse-nya di Manhattan yang luas setelah delapan tahun. Itu pun, harus ia diskon 74 persen, dari USD115 juta (Rp1,68 triliun) menjadi USD29,5 juta (Rp431 miliar).
Dilansir dari Business Insider di Jakarta, Rabu (14/4/21) seperti yang dilaporkan pertama kali oleh Oshrat Carmiel untuk Bloomberg, dupleks Cohen seluas 9.000 kaki persegi di 151 East 58th Street masuk kontrak minggu lalu. Harga jualnya tidak diungkapkan, tetapi penthouse tersebut baru-baru ini terdaftar seharga USD29,5 juta.
CEO dari Point72 Asset Management yang memiliki kekayaan bersih USD16 miliar (Rp234 triliun) ini pertama kali mendaftarkan penthouse seharga USD115 juta pada tahun 2013. Sejak itu, pencatatan telah melalui empat pialang dan beberapa potongan harga.
Baca Juga: Begini Kronologi Apesnya Miliarder Bill Hwang, Kehilangan Rp293 Triliun dari Dana Investasi
Penthouse tersebut berada di lantai 51 dan 52 One Beacon Court, menara kondominium mewah 54 lantai yang merupakan bagian dari kompleks Menara Bloomberg. Kondominium ini dilengkapi dengan lima kamar tidur yang memiliki kamar utama seluas 2.000 kaki persegi dan langit-langit setinggi 24 kaki.
Karena 700 kaki di atas kota, duplex menawarkan pemandangan Central Park dan sungai Timur dan Hudson. Cohen membeli penthouse tersebut pada tahun 2005 seharga USD24 juta (Rp351 miliar).
Cohen yang merupakan pemilik dari tim bisbol New York Mets, juga memiliki real estat di Greenwich Village dan Hamptons. Pada tahun 2016, ia merobohkan rumahnya di East Hampton seluas 10.000 kaki persegi untuk membangun yang baru sebagai gantinya setelah membayar USD62,5 juta (Rp915 miliar) untuk rumah itu tiga tahun sebelumnya.
Pada 2019, ia menjual kondominium tripleksnya di gedung Abingdon di West Village seharga USD30 juta (Rp439 miliar). Menurut laporan Olshan Realty, Cohen sedang dalam proses membangun rumah lain di Greenwich Village.
Cohen telah lama menjadi pendukung di dunia keuangan New York. Dia mendirikan dana lindung nilai SAC Capital pada tahun 1992 dan menjalankannya selama bertahun-tahun sampai perusahaan itu bangkrut karena perdagangan orang dalam pada tahun 2013. Sebagai ketua dan CEO dari Point72 Asset Management, dia mengawasi lebih dari USD20 miliar (Rp292 triliun) aset.
