Jumlah orang super kaya di Indonesia (crazy rich Indonesians) diperkirakan akan jauh melewati miliarder di China dalam lima tahun ke depan. Hal ini terjadi di tengah peluncuran vaksin Covid-19 dan didukung dengan pemulihan ekonomi.
Perkiraan perusahaan properti yang bermarkas di London, Knight Frank Wealth Report 2021, menunjukkan bahwa jumlah peningkatan tahunan orang super kaya akan naik 67% dalam lima tahun ke depan sampai 2025.
Baca Juga: Horang Kaya! Orang Terkaya Dunia Liburan Mewah Bareng Pacar Usai Resign
"Jumlah orang dengan nilai individual ultra tinggi, yakni mereka dengan kekayaan US$30 juta ke atas (Rp427 miliar) diperkirakan akan meningkat 67,2% dalam lima tahun ke depan," kata Kepala Unit Residensial Knight Frank untuk Asia-Pasifik, dikutip dari BBC News Indonesia, Sabtu (27/2/2021).
"Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan China daratan yang diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 46,3%," tambahnya.
Namun, dari sisi jumlah individu, menurut Victoria, orang super kaya di China pada 2025 diperkirakan menjadi 103.000, sementara Indonesia sekitar 1.000. Laporan Knight Frank ini secara resmi akan diluncurkan dengan kategori kekayaan di atas Rp427 miliar termasuk aset rumah.
Meski demikian, tidak ada rincian di sektor mana saja orang super kaya ini akan muncul, tetapi faktor pendorong adalah populasi muda.
"Tak ada informasi rinci dari sektor mana saja individu ini muncul, tetapi yang dapat kami katakan adalah dalam jangka panjang, perekonomian Indonesia akan tumbuh pesat karena besarnya populasi muda dan meningkat pesatnya kelompok menengah," tulisnya.
"Faktor-faktor inilah yang dapat bertahan pada jangka panjang. Selain itu, faktor ini terkait juga dengan meningkat pesatnya sektor konsumen dan individu-individu yang terkait sektor ini adalah mereka yang menikmati keuntungan ini," sambungnnya.
Dia mencontohkan, Go-Jek adalah salah satu perusahaan yang berkembang dari aplikasi transportasi menjadi aplikasi super untuk pembayaran dan pesan antar.
Victoria juga mengatakan program vaksinasi (yang dimulai Januari lalu) akan membantu pemulihan ekonomi Indonesia karena sentimen di lapangan membaik dan akan membuka jalan pertumbuhan kemakmuran.