Rabu, 24 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Trump Berulah, Raja Judi Pendukungnya Cuti Perawatan Kanker

Foto Berita Trump Berulah, Raja Judi Pendukungnya Cuti Perawatan Kanker
WE Entrepreneur, Jakarta -

Raja judi Las Vegas Sands, Sheldon Adelson harus cuti dari tugas untuk melanjutkan perawatan kanker. Pria 87 tahun ini merupakan salah satu pendukung setia Donald Trump dan ia mengidap limfoma sejak Maret 2019.

Adelson merupakan pemilik mayoritas Las Vegas Sands dan memiliki kekayaan USD35,7 miliar. Dia memulai karir dengan menjual surat kabar dan mendapatkan kekayaan pertamanya adalah dengan membangun dan menjual konferensi teknologi Comdex ke Softbank seharga USD862 juta pada tahun 1995. Saat ini, dia adalah orang terkaya ke-37 di dunia.

Dilansir dari Forbes di Jakarta, Jumat (8/1/21) sang maestro kasino ini adalah pendukung terkenal Presiden Donald Trump dan mega-donor Republik. Adelson dan istrinya Miriam telah menghabiskan setidaknya USD180 juta, jumlah yang memecahkan rekor untuk mendukung Presiden Trump dan GOP menjelang pemilihan tahun ini.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Marah Besar, Akun Donald Trump Bakal Diblokir Tanpa Batas!

Tetapi dukungan Adelson terhadap Trump tampaknya ada batasnya. The Las Vegas Review, yang dimiliki Adelson, menerbitkan editorial pada pertengahan November, seminggu setelah Trump kalah dalam pemilihan presiden. Editorial tersebut menyerukan Trump untuk berhenti menunda yang tak terhindarkan dan berhenti menyebarkan klaim palsu tentang pemilihan yang curang. Editorial itu mengatakan:

“. . . Tuan Trump kalah dalam pemilihan ini karena pada akhirnya dia tidak menarik cukup suara dan gagal memenangkan beberapa negara bagian yang gagal pada tahun 2016."

Setelah pendukung pro-Trump menyerbu gedung Capitol AS pada hari Rabu untuk menggagalkan dan menghentikan sertifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden, kata-kata Review-Journal seperti peringatan:

"Presiden melakukan tindakan merugikan kepada pendukungnya yang lebih fanatik dengan bersikeras bahwa dia akan memenangkan pemilu 3 November tanpa adanya kecurangan pemilih. Itu salah," tulis editorial itu.

"Tidak ada bukti bahwa penipuan merugikan Trump dalam pemilihan, tidak peduli seberapa banyak presiden men-tweet kebalikannya dan pendukungnya menginginkannya."

Tag: Donald Trump, Sheldon Adelson

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: REUTERS/Yuya Shino