Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) Republik Indonesia mendorong koperasi dan pedagang pasar tradisional untuk mulai merambah pangsa pasar online.
Beberapa agenda telah disiapkan Kemenkop-UKM untuk merealisasikan tujuan tersebut, salah satunya melalui program Pengembangan Pasar Rakyat yang berfokus pada proses digitalisasi pasar. Program ini dimulai di dua pasar di Yogyakarta, yakni Pasar Ngoto dan Pasar Piyungan. Program ini akan berlangsung mulai 9 November 2020 hingga 31 Desember 2020.
"Ke depan diharapkan digitalisasi koperasi dan pasar rakyat juga akan dilakukan di pasar-pasar yang telah kami revitalisasi sejak 2003 s.d. 2019 di seluruh Indonesia. Harapannya agar pelaku usaha di dalamnya dapat menuai manfaat yang lebih baik dari perkembangan pasar internet dan meningkatkan kesejahteraan para pedagang dan anggota koperasi," Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop-UKM, Victoria br Simanungkalit dalam siaran persnya, Senin (9/11/2020).
Baca Juga: Ya Tuhan.... UMKM Benar-benar Mati Suri Dihajar Pandemi Covid-19
Perihal proses digitalisasi, Kemenkop-UKM menggunakan platform digital yang dikembangkan oleh startup lokal, yakni Titipku. Kemenkop-UKM melalui tim Titipku nantinya akan memandu pedagang di kedua pasar untuk memulai berjualan secara online.
Aplikasi Titipku memungkinkan pedagang kecil di pasar tradisional untuk menjajakan produknya melalui kanal online sehingga dapat menjamah pangsa pasar yang lebih luas. Konsep aplikasinya juga memungkinkan Penjelajah (pengguna Titipku) untuk membantu para pedagang memasukkan daftar produknya ke dalam aplikasi. Fitur ini penting karena tidak semua pelaku UMKM memiliki pemahaman digital atau internet yang baik.
Kemenkop-UKM berharap adanya program ini akan membangun sebuah ekosistem digital di mana masyarakat di sekitar pasar juga dapat saling mendukung perekonomian hingga pada akhirnya dapat menguatkan koperasi pasar.
Peran koperasi pasar sendiri juga diharapkan akan makin optimal dengan proses digitalisasi ini sehingga koperasi pasar dapat menjadi lokomotif atau tulang punggung kesiapan pasar rakyat menuju era baru dalam perdagangan.
Program Pengembangan Pasar Rakyat merupakan respons atas fenomena banyak pasar tradisional di Indonesia yang tutup. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan bahwa jumlah pasar tradisional turun drastis dari 13.540 menjadi 9.950 pasar dalam kurun waktu 2007 hingga 2011. Tidak dimungkiri, kehadiran lokapasar online turut menggeser kebiasaan masyarakat yang sebelumnya berbelanja langsung di pasar.