Orang terkaya ke-26 dunia adalah taipan nomor satu di Hong Kong, Lee Shau Kee. Ia adalah pemilik mayoritas dari Henderson Land Development, yaitu grup yang memiliki kepentingan bisnis di properti, hotel, restoran, serta layanan internet.
Dia adalah orang terkaya di seluruh Hong Kong. Ia juga mendapat julukan sebagai Warren Buffett dari Hong Kong serta Master of Stock.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Phil Knight, Sang Founder Sepatu Nike
Semasa kecil, pria kelahiran 29 Januari 1928 di Shunde, Guangdong, China ini lahir dan tumbuh dalam keluarga yang miskin. Bahkan menurut laporan Forbes, ia dan keluarganya hanya mampu makan ikan atau daging dua kali sebulan.
Namun ia berhasil mengubah nasibnya lewat bisnis properti yang akhirnya menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia. Kisah Kee banyak dibagikan ke seluruh Hong Kong sebagai salah satu yang paling inspiratif. Dia adalah anak keempat yang dalam adat umumnya dipercaya sebagai orang yang langka bisa sukses.
Tapi ia berhasil membangun bisnisnya dari nol. Kala itu, ia berekspansi ke Hong Kong sendirian sebagai pengungsi perang dengan uang 1.000 yuan. Ia saat itu mengambil keuntungan dari keakrabannya dengan bisnis pertukaran mata uang, Kee mendapat banyak keuntungan dari pertukaran perak dan emas.
Masuknya banyak orang kaya akibat dari War of Liberation juga membuat perdagangan valuta asing dan perdagangan emas meledak. Pada awal 1950-an, Kee memulai bisnis perangkat keras serta perdagangan impor dan ekspor, yang berjalan sangat lancar.
Pada tahun 1958, Kee menjadi pemegang saham Yong Ye Group dan memulai bisnis real estatnya saat bertemu dengan miliarder terkenal bernama Kwok Tak-Seng.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Mukesh Ambani, Orang Terkaya India dan Asia
Ia memulai bisnisnya sendiri setelah Perang Dunia 2. Bersama dengan Kwok Tak-Seng, mereka akhirnya mendirikan Sun Hung Kai Properties Limited, salah satu perusahaan terbesar di Hong Kong.
Kee bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan sebagian besar sektor keuangan Hong Kong selama empat puluh tahun terakhir. Banyak orang mendapat manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung karena tindakan keuangannya, terutama Universitas China Hong Kong.
Dia juga memberikan kontribusi yang signifikan pada sektor sains dengan memberikan kontribusi yang murah hati untuk Program Studi China Selatan CUHK-Yale.
Lee Shau Kee juga merupakan Wakil Ketua Direktur Non-Eksekutif Independen SHKP. Bisnis utamanya tetap Henderson Land Development. Mereka memiliki sejumlah besar proyek lanjutan yang mencakup Pusat Keuangan Internasional, The Grand Promenade, dan 39 Conduit Road, yang semuanya merupakan struktur konstruksi ikonik di Asia.
Dia juga mengakuisisi Hong Kong and China Gas Company Limited yang memiliki hampir 85% pasokan gas Hong Kong.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Ma Huateng, Orang Terkaya No 1 di China
Kee memulai Henderson Land Development pada tahun 1976 yang kini menjadi raksasa properti dan membuatnya jadi orang terkaya di Hong Kong dengan kekayaan bersih menurut Forbes mencapai USD27,2 miliar (Rp404 triliun).
Perusahaannya tak hanya tumbuh di Hong Kong tetapi juga China. Beberapa proyek besar perusahaanya di China yaitu Henderson Metropolitan, Nanjing West Road, Shanghai dan Miramar Hotel.
Awalnya perusahaannya fokus pada pasar masyarakat kelas bawah dengan membangun hunian murah di wilayah baru, namun seiring dengan pertumbuhan permintaan hunian, ia mulai bergeser ke kelas menengah ke atas. Selain properti ia juga mengakuisisi perusahaan transportasi Hong Kong Ferries dan perusahaan gas Hong Kong, Towngas.
Kee juga berhasil membangun bisnis energi melalui cabang usahanya, penyedia listrik Hong Kong dan China, dan memiliki saham di Petro China dan China Shenhua, perusahaan energi yang dimiliki olah pemerintah China.
Kee menikah dengan Lau Wai-kuen dan memiliki lima orang anak. Di antara ke lima anaknya yang paling menonjol adalah anaknya yang sulung bernama Peter dan anaknya yang paling bungsu bernama Martin Lee yang menikahi seorang mantan aktris Cathy Cui.
Pada Juni 2011, ia sempat membuat heboh media di Hong Kong dengan membagi-bagikan bonus sekitar Rp18 miliar kepada 1.500 karyawan untuk merayakan kelahiran cucu laki-lakinya yang ke-6.
Sebelumnya pada Oktober 2010, ia juga membagi-bagikan bonus USD10.000 (Rp148 juta) kepada karyawannya ketika anak sulungnya, Peter memberinya cucu.