Salah satu rahasia dari suksesnya produk Supreme adalah karena kelangkaan dan harga yang fantastis. Hal itu membuat produk Supreme terkenal eksklusif. Kalau kamu belum tau, Supreme merupakan produk streetwear asal Amerika Serikat, yang didirikan oleh James Jebbia pada tahun 1994.
Supreme bermula dari sebuah toko kecil di Lafayette Street, New York, dan kini berubah menjadi ikon global.
Kisaran harga awal produk sebenarnya terjangkau untuk kualitas produk yang mereka hasilkan. Namun, yang mendorong harga melambung adalah produk yang tidak dibuat secara massal.
Baca Juga: Penjualan LVMH Melonjak Tajam, Harta Orang Terkaya Ini Jadi Rp1.400 Triliun
Oleh karena itu, jumlah produk yang terbatas mendorong kenaikan harga. Perlahan tapi pasti, harga produk Supreme pun kini melambung tinggi.
Alasan utama mengapa brand Supreme digilai para pecinta hypebeast di seluruh dunia yaitu karena desainnya yang simpel dan gaul, serta sering digunakan oleh para selebriti dunia, mulai dari selebriti hollywood hingga Idol KPop, seperti Seulgi Red Velvet dan J-Hope BTS.
James Jebbia yang merupakan seorang pengusaha dan desainer kelahiran Amerika Serikat yang mendirikan Supreme dengan budget sebesar USD 12.000 atau sekitar 160 juta.
James Jebbia dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1963 di Amerika Serika. Ayahnya bekerja sebagai tentara di Angkatan Udara Amerika Serikat, dan ibunya bekerja sebagai seorang guru. Namun di usia 10 tahun, orang tua dari James Jebbia bercerai.
Di usia 18 bulan, James yang masih balita pindah ke Inggris. Ia baru kembali ke Amerika saat berusia 19 tahun dan tinggal di kota New York pada tahun 1983 dan menyewa apartemen seharga 500 dollar kala itu.
James Jebbia kemudian mendapatkan pekerjaan di Parachute, sebuah toko pakaian dan skate terletak di SoHo, sebuah wilayah di Lower Manhattan, New York City.
Dari sinilah semuanya berasal. Toko tempat James Jebbia bekerja memiliki banyak pelanggan yang terkenal seperti Michael Jackson dan juga Gary Numan. Namun tak lama kemudian, James Jebbia memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya dan ingin memulai bisnis sendiri hingga berdirilah Supreme.
Sekarang, produk ini telah mencapai puncaknya. Setelah barang-barang tersebut dijual kembali di pasar barang bekas, penawaran terus berdatangan dengan harga hingga dua kali lipat dari harga sebelumnya.
Terhitung hingga bulan Oktober 2019 lalu, Supreme memiliki 12 toko yang tersebar di 4 negara yaitu meliputi Amerika Serikat, Paris, London, dan Jepang.
Sebagian besar toko Supreme berada di Jepang, dengan total 6 toko yang berada di berbagai daerah meliputi Daikanyama (berdiri tahun 1998), Osaka (berdiri tahun 1998), Fukuoka (berdiri tahun 1998), Harajuku (berdiri tahun 2006), Nagoya (berdiri tahun 2008), dan Shibuya (berdiri tahun 2012). Supreme juga merupakan salah satu brand streetwear terlaris di Jepang.
Untuk meningkatkan popularitas dan daya jualnya, Supreme juga berkolaborasi dengan berbagai brand ternama lainnya. Supreme pernah bekerja sama dengan Louis Vuitton (LV), Nike /Air Jordan, Vans, Clarks, hingga Lacoste.
Di Singapura, ketika 'Louis Vuitton x Supreme' dirilis, banyak orang rela antre berhari-hari demi mendapatkannya.
Selain menjual produk fashion dan skateboard, Supreme juga menjual produk lain yang terbilang cukup unik yaitu batu bata. Meski terbilang cukup unik karena di jual di toko fashion dan skateboard, namun produk yang diluncurkan pertengahan tahun 2016 lalu diburu banyak orang.
Lalu, pada tahun 2018 lalu, Supreme berhasil mendapatkan perhargaan sebagai 'Menswear Designer of the Year' di Council of Fashion Designers of America Awards (CFDA).
Piala kemenangan Supreme di ajang penghargaan fashion paling bergengsi di dunia tersebut, diterima secara langsung oleh pendiri Supreme, James Jebbia. Dengan mendapatkan perhargaan prestisius tersebut, secara tak langsung akan semakin meningkatkan popularitas Supreme di dunia fashion.
Terbaru, Supreme kembali berkolaborasi dengan produk camilan yang disukai banyak orang di seluruh dunia, Oreo. Meski belum rilis, banyak yang sudah melelang Oreo Supreme ini dengan harga hingga Rp50 juta.