Pendiri Oracle, yang merupakan perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia, Larry Ellison, kedapatan menjadi tuan rumah pengumpulan dana untuk pemilihan kembali Donald Trump di California.
Acara tersebut bahkan diharapkan mendapat sekitar USD 7 juta untuk presiden yang sedang menjabat di Amerika Serikat ini. Lalu, bagi yang ingin berdiskusi atau berfoto dengan Trump, akan dikenakan biaya mencapai USD 250ribu.
Atas tindakannya, dilansir dari The Daily Beast di Jakarta, Rabu (20/2/2020) beberapa karyawan Ellison tidak senang dan menandatangani petisi menentang hal tersebut.
Baca Juga: Jeff Bezos Panen Ribuan Triliun Sejak Donald Trump Jadi Presiden
Menurut Recode, karyawan Oracle berencana untuk protes dan menuntut Ellison serta Oracle untuk menyumbangkan jumlah yang setara dengan tujuan kemanusiaan. Karena mereka mengecam hal tersebut sebagai kegagalan pemerintahan Trump.
Oracle pun menolak berkomentar kepada Daily Beast, tetapi Recode mencatat bahwa karyawan yang komplain kepada perusahaan tetap dapat berpartisipasi dalam politik secara pribadi bahkan ketika perusahaan itu sendiri tidak mendukung seorang kandidat.
Kristine Lessard, manajer akun penjualan Oracle yang berbasis di Massachusetts, menandatangani petisi pertama dengan permohonan pribadi.
“Saya bingung. [Ellison] mendukung potensi yang memungkinkan presiden untuk terpilih kembali tidak sesuai dengan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan kami, terutama dua yang utama: kesetaraan dan perlindungan lingkungan,” kata Lessard.
"Dukungan finansial Ellison pada Donald trump membahayakan wanita, imigran, komunitas kulit berwarna, lingkungan, LGBTQ, dan komunitas transeksual, orang tuna grahita dan buruh di mana saja," lanjut petisi itu.
Ellison sebenarnya belum pernah menyumbangkan dana untuk kampanye Trump. Mungkin sekarang, dia memutuskan berubah pikiran.