Proses inovasi di tempat kerja adalah hal yang perlu dilakukan demi keberlanjutan bisnis dan reputasi. Lantas, mengapa ide atau inovasi tersebut perlu melibatkan atasan? Berikut pembahasannya.
Dilansir dari kanal YouTube Indrawan Nugroho yang berjudul Cara Jitu Agar Ide Inovasi Diterima Atasan yang diakses pada Minggu (9/7/2023), melibatkan atasan dalam proses inovasi penting agar mereka memiliki kemelekatan (attachment) dan menambah nilai tambahan (added value) bagi atasan.
Indrawan menyebutkan dalam video di kanal YouTube tersebut, bahwa agar atasan menyetujui ide Anda, Anda perlu “nyambung, relevan dengan apa yang itu punya nilai bagi atasan.”
Baca Juga: Lima Cara Agar Inovasi Anda Diterima Atasan, Ini Langkah-Langkahnya
Menurut Indrawan, sebenarnya apa pun ide atau inovasi Anda, atasan akan mendukung meski risiko dan peluangnya besar.
“Peluang atasan itu mendukung walaupun yang kamu usulkan itu sesuatu yang berisiko sebenarnya—karena kan sesuatu yang baru itu pasti ada risikonya—peluangnya tetap besar,” ujar Indrawan.
Alasannya karena ide atau inovasi yang Anda usulkan dapat menambah nilai tambah, bahkan membuat atasan mau mengambil risiko bersama untuk mewujudkan eksekusinya.
“Karena yang kamu usulkan, ia punya kepentingan di situ. Maka, ia akan willing to take the risk together (bersedia mengambil risiko bersama). Ia akan lebih mau untuk mengambil risiko itu bersama dengan kamu,” sambungnya.
“Buat ia akhirnya chip-in ide, paling enggak, gagasan. Buat dia jadi penasihatnya, walaupun mungkin Anda merasa bahwa sebenarnya ‘gue enggak butuh nasihatnya dia sih’. Tapi kan Anda butuh restunya dia?” tambah Indrawan.
Ketika atasan terlibat dalam proses inovasi dari idenya, pembuatan inovasinya, hingga eksekusi, atasan akan merasa bahwa ide tersebut adalah miliknya juga. Sehingga ketika Anda dan tim merasa mentok, atasan akan memperjuangkan ide dan inovasi tersebut.
Baca Juga: Getol Berinovasi, Bank DKI Sabet Penghargaan Indonesia Most Acclaimed Company Awards 2023
“Ketika itu mentok, dia akan perjuangkan dan ketika ada risiko di situ, dia ada kemungkinan untuk tetap ambil risiko karena itu baby-nya dia juga. Bukannya kepentingan orang lain, kerjaan orang lain yang bikin beban dia,” tutup Indrawan.