Sabtu, 23 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

UMKM Papua Didorong Masuk ke Ekosistem Digital, Perluas Pasar Komoditas Unggulan

Foto Berita UMKM Papua Didorong Masuk ke Ekosistem Digital, Perluas Pasar Komoditas Unggulan
WE Entrepreneur, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki meminta para pelaku UMKM asal Papua untuk fokus mengembangkan komoditas unggulannya yang tak dimiliki daerah lain dan memperluas jangkauan pasar melalui ekosistem digital.

"Produk UMKM Papua ini sudah bagus dan tidak kalah dengan kemasan produk yang banyak tersebar di Pulau Jawa. Ini bisa jadi showcasing produk UMKM, terlebih dengan makin banyaknya pendampingan, kurasi produk, branding kemasan yang membuat produk UMKM di Papua makin diminati," ucap Menkop-UKM Teten dalam acara peresmian Galeri UMKM Papua, di Jayapura, Papua, Rabu (31/8/2022), mengutip siaran pers yang diterima di Jakarta.

Baca Juga: Kemenkop-UKM Gandeng Dekranas Gelar Cerita Kriya, Dorong Pengembangan UMKM Daerah

Di saat yang bersamaan, kata Menteri Teten, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) juga punya target untuk Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM agar mendampingi UMKM sehingga masuk ke ekosistem digital, baik di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) lokal untuk pengadaan Pemerintah maupun di e-commerce. Hal ini supaya produk dari Papua bisa masuk ke pasar yang luas melalui ekosistem digital.

"Saya kira yang didampingi oleh PLUT ini memang harus dimulai dan ditentukan produk UMKM yang memiliki keunggulan lokal. Apa yang menjadi ciri khas di Papua, mana yang nanti untuk market lokal dan mana yang untuk market nasional," kata Menkop-UKM.

PLUT, kata dia, bisa membantu mengurusi izin edar, termasuk juga UMKM yang sudah bergabung di PLUT untuk piloting implementasi KUR klaster. "Kita coba supaya UMKM yang terhubung PLUT ini bisa mengakses pembiayaan dengan mudah, yaitu KUR Klaster maksimum pembiayaan Rp500 juta," ucapnya.

Pemerintah, kata Menteri Teten, sudah menginstruksikan 40 persen anggaran belanja pusat maupun daerah untuk membeli produk KUMKM sehingga agar bisa mencapai ini, produk UMKM perlu dibantu masuk ke e-katalog terlebih dahulu. UMKM telah diberi kemudahan untuk masuk lewat LKPP.

Lebih lanjut dia menegaskan, Papua memiliki banyak komoditas unggulan mulai dari kopi, sagu, hasil laut, hingga buah merah. Bahkan, ada juga komoditas buah sukun yang saat ini sedang diteliti oleh satu perusahaan agar diolah menjadi tepung gluten free maupun produk untuk makanan bayi yang diperkirakan bisa menjaring pasar yang lebih luas.

"Saya sarankan setiap daerah untuk punya keunggulan produknya sendiri. Papua melimpah kalau soal produk komoditas unggulan. Tak hanya hasil laut maupun hasil hutan yang dimaksimalkan oleh koperasi untuk mengagregasikan produknya agar bisa mengakses pembiayaan," kata Menteri Teten.

Seperti kopi asal Papua, kata Menkop-UKM, meski masih terbatas dari sisi kapasitasnya, Pemprov sudah mulai menanam kopi di Pegunungan Bintang. "Luar biasa kualitas kopi asal Papua ini karena ditanam di ketinggian 2.000 kaki di atas permukaan laut. Ini sangat jarang, bisa dibilang sekelas kopi Arabica tingkat dunia," ucapnya.

Bahkan, ia meyakini jika Papua tetap fokus pada produk komoditas unggulannya, hal ini bisa menjadi kekuatan ekonomi masyarakat lokal.

Baca Juga: Waktunya UMKM Berjaya Lewat Ekosistem Digital

"Selandia Baru misalnya kenapa saya selalu bandingkan. Itu karena hanya dengan 3 komoditasnya, yakni daging, susu, dan buah kiwi, tapi makmur rakyatnya. Papua tidak kalah, hasil laut, hasil hutan, buah merah, kopi, cokelat perlu ditetapkan komoditas unggulan sehingga penanganan dan dukungan daerah maupun riset penelitian bisa dioptimal untuk menghasilkan produk berkualitas," kata Menteri Teten.

Asisten 2 Setda Papua Muhammad Musaad menambahkan, Pemerintah Daerah telah melakukan pengembangan UMKM, salah satunya memberikan modal tanpa bunga yang diberikan kepada UMKM potensial secara selektif.

Saat ini diakui Musaad, salah satu yang menjadi kendala pengembangan produk UMKM adalah pasar. Untuk itu, Gubernur Papua sudah bersurat terkait usulan agar dibuka kembali rute penerbangan internasional ke Papua, khususnya untuk penerbangan pengangkutan komoditas bukan penumpang.

"Sehingga Jayapura diharapkan bisa menjadi hub keluar masuk bagi Papua, terutama untuk di kawasan Asia Pasifik, Amerika Serikat (AS), sejumlah negara di Asia seperti Korea Selatan yang saat ini sedang berkembang," katanya.

Musaad mengatakan, pihaknya juga tengah meminta tempat promosi khusus di Jakarta sebagai hub pengembangan untuk pasar Pulau Jawa dan sekitarnya. "Diharapkan upaya-upaya ini bisa mendorong UMKM Papua naik kelas dan bisa bersaing dengan provinsi lain. Kami ingin mengubah citra Papua menjadi lebih baik lagi," ucap Musaad.

Tag: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM), Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Penulis: ***

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Foto: Kemenkop-UKM