Sabtu, 23 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Elizabeth Holmes Diserang Jaksa Habis-Habisan, Dijuluki Tukang Tipu hinggu Cari Uang untuk Ketenaran

Foto Berita Elizabeth Holmes Diserang Jaksa Habis-Habisan, Dijuluki Tukang Tipu hinggu Cari Uang untuk Ketenaran
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pendiri Theranos, Elizabeth Holmes diserang jaksa habis-habisan. Mantan miliarder wanita termuda di dunia ini dituduh berbohong dan menipu demi uang dan ketenaran. Holmes menghadapi 12 tuduhan penipuan atas perannya di perusahaan tes darah yang sekarang sudah tak ada lagi.

Holmes dituduh menipu investor dan pasien dengan mengklaim Theranos dapat mendeteksi penyakit umum hanya dengan beberapa tetes darah dari tusukan jari.

Pengacaranya mengatakan dia hanyalah seorang pengusaha wanita naif yang perusahaannya gagal.

"Kegagalan bukanlah kejahatan. Berusaha sekuat tenaga dan gagal bukanlah kejahatan," ujar Lance Wade, pengacara pembela dalam pernyataan pembukaannya, yang dikutip dari BBC International di Jakarta, Kamis (9/9/21).

Baca Juga: Tinggal di Properti Mewah Rp1,92 Triliun, Elizabeth Holmes Ternyata Masih Kaya Raya!

Dalam persidangan yang akan diawasi ketat di San Jose, California, Holmes menyangkal semua tuduhan terhadapnya tetapi harus menghadapi hukuman 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Selain Holmes, mantan partner bisnis dan juga mantan kekasihnya, Ramesh "Sunny" Balwani menghadapi dakwaan yang sama tetapi akan diadili secara terpisah tahun depan. Balwani juga mengaku tidak bersalah.

Holmes mendirikan Theranos pada tahun 2003 saat ia berusia 19 tahun. Holmes dijuluki sebagai miliarder wanita termuda di dunia hingga dijuluki "The Next Steve Jobs" berkat teknologinya.

Namun, Holmes jatuh pada tahun 2015 ketika perangkat tes darahnya tidak berfungsi. Jaksa Robert Leach mengatakan Holmes dan Balwani melakukan penipuan pada tahun 2009 setelah perusahaan farmasi besar menolak untuk mendukung Theranos dan mereka kehabisan uang tunai.

Mereka kemudian berbohong tentang tes dan melebih-lebihkan kinerja perusahaan untuk mengamankan jutaan dolar investasi di tahun 2010 dan 2015.

Kebohongannya termasuk klaim palsu bahwa tes tersebut telah diperiksa oleh raksasa farmasi Pfizer dan teknologi itu digunakan oleh militer AS di lapangan.

Pada persidangan hari Rabu kemarin, Holmes datang dikelilingi oleh tim hukumnya. Holmes mengenakan setelan abu-abu dan masker biru. Di pengadilan, dia duduk tegak, tenang dan penuh perhatian saat dia mendengarkan kasus yang melawannya.

Penuntut tidak berbasa-basi. Kata kebohongan disebutkan secara bebas. Kasus ini mungkin akan memakan waktu berbulan-bulan dan pada titik tertentu ada kemungkinan Holmes sendiri yang akan mengambil sikap.

Sekali lagi, jaksa menuding Holmes hanya ingin uang dan ketenaran.

"Dia telah menjadi, seperti yang dia cari, salah satu CEO paling terkenal di Silicon Valley dan dunia. Tapi di balik kesuksesan Theranos, ada masalah signifikan yang muncul." ujar jaksa.

Namun, pengacara mengatakan Holmes tidak bermaksud untuk menipu, tetapi "secara naif meremehkan" tantangan yang dihadapi bisnisnya.

"Pada akhirnya, Theranos gagal dan Holmes pergi tanpa membawa apa-apa," katanya kepada para juri di San Jose.

Pengacara juga menambahkan bahwa mantan eksekutif itu termotivasi oleh misi Theranos, bukan uang, dan Holmes berkomitmen pada misi itu sampai hari terakhir.

"Pada saat persidangan ini selesai, Anda akan melihat bahwa penjahat yang baru saja dihadirkan pemerintah sebenarnya adalah manusia yang hidup dan bernafas yang melakukan yang terbaik setiap hari. Dan dia tidak bersalah." tegas pengacara Holmes.

Menurut pengajuan pengadilan, Holmes menuduh Balwani melecehkannya secara emosional dan psikologis selama bertahun-tahun. Namun, Balwani telah membantah tuduhan tersebut.

Pengacaranya mengatakan Holmes bersedia untuk mengambil kesaksian dan bersaksi tentang bagaimana hubungan itu memengaruhi kondisi mentalnya.

Sebagai bos Theranos, Holmes diduga telah menipu sejumlah orang kuat yang menginvestasikan sekitar USD700 juta (Rp9,9 triliun) di perusahaan termasuk Henry Kissinger, Rupert Murdoch, dan jenderal bintang empat James Mattis.

Kisahnya telah menjadi subjek film dokumenter, podcast, dan buku hingga miniseri TV dan film Hollywood berdasarkan hidupnya sedang dalam pengerjaan.

Pembela dan penuntut telah mengidentifikasi ada lebih dari 140 saksi potensial dalam kasus ini, termasuk investor dan mantan karyawan Theranos.

Tag: Elizabeth Holmes, miliarder, Pengusaha

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: CNBC.com