Presiden China Xi Jinping telah mengeluarkan janji untuk mendistribusikan kembali kekayaan di negara itu, menambah lebih banyak tekanan pada miliarder dan raksasa bisnis di negara itu.
Xi mengatakan kepada para pemimpin tinggi dari Partai Komunis China bahwa pemerintah harus membangun sistem untuk mendistribusikan kembali kekayaan demi kepentingan keadilan sosial.
Menurut ringkasan pidato yang diterbitkan oleh Xinhua, dia mengatakan perlu untuk mengatur pendapatan yang terlalu tinggi dan mendorong orang serta perusahaan berpenghasilan tinggi untuk memberikan lebih banyak ke masyarakat.
Baca Juga: Miliarder China Tertekan Dipaksa Sedekah, Xi Jinping Cuma Mau Rakyat Makmur dan Sejahtera
Dikutip dari CNN Business di Jakarta, Kamis (26/8/21) di saat sektor swasta negara itu dan jumlah kekayaannya meledak, jumlah orang kaya China bahkan melampaui jumlah orang kaya Amerika. Kesenjangan antara kaya dan miskin di antara warga pedesaan dan perkotaan di China telah memburuk.
Masalah itu membuat Xi Jinping kesal. Pada hari Selasa pekan lalu, meski demikian ia mengakui bahwa Partai mengizinkan beberapa orang, beberapa daerah menjadi kaya terlebih dahulu setelah reformasi ekonomi sejak tahun 1970-an.
Namun sejak 2012 ketika Xi menjabat, dia mengatakan pemerintah pusat telah membuat mewujudkan kemakmuran bersama semua orang dalam posisi yang lebih penting.
Fokus Xi pada redistribusi kekayaan terkait dengan tujuan ekonomi yang lebih luas dari pemerintahannya. Dalam beberapa bulan terakhir, negara ini memulai tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap teknologi, keuangan, pendidikan, dan sektor lainnya atas nama membendung risiko keuangan, melindungi ekonomi, dan memberantas korupsi.
Pemerintahnya juga menyebutkan perlunya menjaga keamanan nasional dan melindungi kepentingan rakyatnya. Regulator secara luas menyalahkan sektor swasta karena menciptakan masalah sosial ekonomi yang berpotensi mengganggu stabilitas masyarakat dan memengaruhi cengkeraman kekuasaan Partai.
Tindakan keras terhadap perusahaan swasta telah mengguncang investor global sehingga memicu kekhawatiran tentang prospek inovasi dan pertumbuhan ekonomi China. Alhasil, perekonomian negara sudah menunjukkan tanda-tanda pelemahan akhir-akhir ini.
Data yang dirilis Senin menunjukkan bahwa pemulihan negara itu melambat, dan tingkat pengangguran di kalangan kaum muda melonjak ke level terburuk dalam setahun. Para ekonom telah mengaitkan perlambatan tersebut dengan berbagai faktor, termasuk penyebaran varian Delta, bencana alam, meningkatnya risiko utang, dan memudarnya sentimen investor akibat pembatasan regulasi.