Setidaknya 17 staf-staf hebat di Blue Origin milik Jeff Bezos meninggalkan perusahaan tahun ini. Bahkan, banyak yang keluar dalam beberapa minggu setelah sang pendiri Jeff Bezos terbang ke luar angkasa.
Dalam laporan Kate Duffy dari Insider, seorang insinyur utama keluar untuk bergabung dengan SpaceX milik Elon Musk.
Dilansir dari Yahoo Finance di Jakarta, Senin (23/8/21) banyak insinyur dan pemimpin kunci lainnya juga telah pergi. Beberapa dari mereka telah menjadi bagian dari tim yang mencoba mendapatkan kontrak bulan NASA yang terkenal. Fox Business mengatakan pihaknya mengkonfirmasi kepergian sekitar selusin karyawan.
Baca Juga: Jeff Bezos Kembali Berjaya, Tahta Orang Terkaya Dunia Direbut Lagi dari Taipan Mewah Prancis!
Perusahaan luar angkasa Bezos telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 1.500 karyawan bergabung sejak awal 2020. Mereka berkata: "Faktanya, kami telah tumbuh hampir empat kali lipat selama tiga tahun terakhir."
Kepergian staf Blue Origin menjadi sorotan karena datang setelah NASA mengumumkan bahwa SpaceX akan diberikan kontrak USD2,9 miliar (Rp41,8 triliun) untuk pendarat bulan misi Artemis.
Selama proses penawaran untuk kontrak Artemis, NASA mengatakan akan memilih dua mitra, tetapi ternyata memutuskan hanya memilih untuk memberikan satu kontrak. Blue Origin pada bulan April mengajukan protes ke Kantor Akuntabilitas Pemerintah. Pengawas federal pada bulan Juli menolak protesnya.
Awal bulan ini, Blue Origin menggugat NASA di pengadilan klaim federal. Mereka mengatakan dalam pengaduannya bahwa badan tersebut tidak mengevaluasi proposal dengan benar. NASA pekan lalu menghentikan pekerjaan kontrak pendaratan di bulan hingga November.
Sebagaimana diketahui, Bezos pergi ke luar angkasa pada bulan Juli, menandai penerbangan luar angkasa berawak pertama perusahaannya. Setelah perjalanannya, Blue Origin membayar bonus USD10.000 (Rp144 juta) kepada karyawan.