Minggu, 24 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Bill Gates, Jeff Bezos hingga Jack Ma Beking Tambang Mineral, Komentar Ahli Bikin Takut: Berbahaya!

Foto Berita Bill Gates, Jeff Bezos hingga Jack Ma Beking Tambang Mineral, Komentar Ahli Bikin Takut: Berbahaya!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Sekelompok miliarder mendukung penambangan baru di Greenland untuk meningkatkan akses ke mineral yang digunakan untuk memproduksi mobil listrik. Ini adalah berita penting di negara yang tidak selalu merayakan eksplorasi sumber daya alam seperti Amerika Serikat (AS).

Fenomena ini pun membuat beberapa ilmuwan lingkungan prihatin. Sumber uang penambangan tersebut berasal dari miliarder Bill Gates, Jeff Bezos, Richard Branson, Jack Ma, Ray Dalio, dan Michael Bloomberg.

Baca Juga: Menarik! Jeff Bezos hingga Bill Gates, Sederet Miliarder Ini Investasi Bareng di Perusahaan Mineral!

Bill Gates mendirikan Breakthrough Energy pada 2015 sebagai perusahaan untuk memerangi perubahan iklim, dan hingga saat ini telah mengumpulkan USD2 miliar, termasuk putaran pendanaan USD1 miliar yang diselesaikan awal tahun ini. Perusahaan ini telah berinvestasi di lusinan perusahaan rintisan di bidang energi berkelanjutan.

Proyek Greenland adalah perusahaan patungan antara perusahaan Inggris, Bluejay Mining, dan KoBold Metals, perusahaan Amerika yang membayar USD15 juta (Rp215 miliar) untuk saham mayoritas dalam operasi tersebut. Breakthrough Energy adalah salah satu investor utama KoBold; mega-perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz juga turut berinvestasi.

KoBold mengatakan mereka menggunakan alat kecerdasan buatan yang memungkinkannya menambang lebih ramah lingkungan. Melalui pembelajaran mesin, ia menargetkan deposit bijih berkualitas tinggi yang membutuhkan metode ekstraksi yang tidak terlalu mengganggu. Bluejay Mining menghabiskan beberapa tahun untuk penilaian lingkungan dan sosial sebelum dapat mengakses lokasi pengeboran. Namun, beberapa peneliti tetap khawatir.

“Pada dasarnya, mereka berada tepat di atas lautan,” kata Jeffrey Welker, seorang profesor di University of Alaska Anchorage yang telah menghabiskan lebih dari dua dekade mempelajari ekosistem Arktik di Greenland barat.

“Itu berpotensi menciptakan beberapa situasi lingkungan berbahaya atau ekologis dengan kontaminasi fjord … Gangguan apa pun pada sistem laut melalui aktivitas apa pun dapat menjadi bencana besar bagi masyarakat.” tambahnya.

Kekhawatiran menggambarkan pengorbanan kompleks yang dihadapi aktivis lingkungan dan investor. Pergeseran dari mobil bertenaga gas ke mobil listrik membutuhkan mineral langka yang digunakan untuk baterai dan chip komputer. Tetapi mineral-mineral itu tidak selalu diekstraksi dengan bersih.

Seperti yang dilaporkan The New York Times pada bulan Mei, konsumen sering meremehkan biaya lingkungan yang diperlukan untuk memproduksi kendaraan listrik. Satu tambang lithium di Nevada yang disorot oleh surat kabar itu telah menarik perhatian karena mencemari air tanah sampai tiga abad lamanya, bahkan turut meninggalkan gundukan sampah raksasa.

“Tuntutan energi bersih baru dapat menciptakan kerusakan yang lebih besar, meskipun tujuannya adalah untuk berbuat baik,” ujar Aimee Boulanger, direktur eksekutif Initiative for Responsible Mining Assurance, mengatakan kepada Times.

Amnesty International juga telah mendokumentasikan kasus pelanggaran hak asasi manusia di fasilitas tambang luar negeri yang digunakan oleh perusahaan baterai, termasuk penggunaan pekerja anak di Republik Demokratik Kongo.

Ekstraksi sumber daya alam juga sangat kontroversial di Greenland. Musim semi lalu, negara berpenduduk 56.000 orang itu pergi ke tempat pemungutan suara untuk mempertimbangkan masa depan deposit mineral yang sangat besar.

Pada akhirnya, pihak berwenang dilaporkan berencana untuk melarang penambangan uranium di negara itu, dan telah berhenti mengeluarkan izin baru untuk eksplorasi minyak lepas pantai.

Tag: Jeff Bezos, Bill Gates, miliarder

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Reuters/Joshua Roberts