Kurang dari 12 bulan lalu, atau lebih tepatnya sekitar 9 bulan, hanya dengan beberapa menit berpidato, dunia Jack Ma dan sekelilingnya runtuh seketika. Pendiri Alibaba dan Ant Group ini harus merelakan IPO senilai USD37 miliar (Rp529 triliun) hanya beberapa hari sebelum IPO dimulai.
Dilansir dari NZHerlad di Jakarta, Rabu (4/8/21) Ant Group, perusahaan fintech terbesar di dunia yang merupakan spin-off dari Alibaba Group miliknya memiliki nilai gabungan lebih dari USD1 triliun.
Tapi hanya satu pidato di Shanghai kepada sekelompok pemimpin di negara itu pada bulan Oktober, kehidupan Jack Ma berubah. IPO Ant Group dibatalkan.
Perusahaannya telah terkena hukuman berat dan dipaksa untuk melakukan restrukturisasi, dengan 'mitra' baru dilembagakan di tingkat senior oleh pemerintah dan proses pembongkaran yang mengerikan sedang berlangsung.
Ma juga menghilang dari kehidupan publik dan spekulasi meningkat bahwa dia berada di bawah tahanan rumah, bersembunyi di luar negeri atau mati, tetapi ia juga beberapa kali terlihat seperti saat main golf di pulau yang damai. Beberapa miliar dolar dihapus dari kekayaan pribadinya.
"Jack Ma belum pernah terlihat sejak [24 Oktober] - jika yang kami maksud adalah 'dilihat', benar-benar diamati, dan difoto, di depan umum, dan bebas," tulis penulis Forbes George Calhoun. "Kami tahu lebih banyak tentang keberadaan dan kondisi Alexei Navalny, tawanan hadiah Vladimir Putin, daripada yang kami ketahui tentang Jack Ma."
Teguran Ma yang sangat terbuka terhadap Beijing menjadi viral. Kemarahan dari tingkat tertinggi Partai Komunitas Tionghoa terlihat jelas.
Meski demikian, Alibaba masih merupakan perusahaan besar yang layanannya merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di China, tetapi telah membayar harga yang mahal untuk tindakan Ma.
Kapitalisasi pasarnya telah merosot tajam dari UD$840 miliar tepat sebelum pidato Ma menjadi USD570 miliar pada akhir Juni.
Awal tahun ini, perusahaan itu didenda USD2,8 miliar karena melanggar peraturan antimonopoli. Ma bahkan hampir tak terlibat dengan urusan perusahaan.
Di seluruh bekas kerajaan Ma sekarang berserakan 'mitra bisnis' yang merupakan loyalis Presiden Xi, di sana untuk menegakkan visi Partai Komunitas yang lebih luas, menurut laporan.
Bahkan Hupan, sebuah perguruan tinggi bisnis yang didirikan empat tahun lalu oleh Ma, yang dia pimpin secara pribadi sebagai proyek gairah, sedang ditutup. Adapun di mana tepatnya dia sekarang dan apa yang dia lakukan, tidak ada yang benar-benar tahu.