Sabtu, 23 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Pengusaha Muslim Jusuf Hamka saat Meminta Jadi Orang Kaya: Eh Allah Kasih, Malaikat Dengar

Foto Berita Pengusaha Muslim Jusuf Hamka saat Meminta Jadi Orang Kaya: Eh Allah Kasih, Malaikat Dengar
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pengusaha muslim, Jusuf Hamka atau Baba Alu mengatakan bahwa berbuat baik pasti mendatangkan bahagia, hidup banyak teman sehingga sudah pasti banyak yang mendoakan kesehatan.

"Awet muda mah relatif, yang penting sehat saja. Duit banyak kalau tidak sehat gak bisa dimanfaatin," ujar pengusaha berusia 63 tahun ini dalam YouTube CURHAT Denny Sumargo di video bertajuk 'KAYA RAYA TAPI TIDUR DI ATAS JAMBAN'.

Baca Juga: Pengusaha Bernama Jusuf Hamka Sebut Bank Syariah Zalim, MES: Beliau Minta Maaf

Saat usianya menginjak 15 tahun, Jusuf Hamka hanya bermimpi untuk menjadi tukang parkir. Di usia itu juga ia terbiasa berjualan gorengan dan es mambo. Orang tuanya bukan berasal dari kalangan menengah ke atas, ayahnya berprofesi sebagai dosen dan ibunya adalah seorang guru.

Sebagai anak sekolah, uang jajannya hanya terbatas. Tetapi, Jusuf saat itu sangat ingin membeli es lilin dan permen karet. Alhasil, ia pun setiap sepulang sekolah berjualan es mambo keliling dengan termos es beserta dagangan asongan lainnya, seperti kacang tanah yang digoreng.

Setiap harinya, Jusuf mendapatkan 120 perak. Ia berjualan di sekitaran Masjid Istiqlal dan sering kali pembeli tidak meminta kembalian.

"Orang bilang itu hoki, tapi Islam bilang itu barokah," ujar Jusuf.

Padahal, dahulu Jusuf belum memeluk agama Islam. Dan sampai hari ini, kebanyakan orang malu jika berjualan seperti yang Jusuf lakukan.

"Gengsi itu makan biaya, buat apa malu-malu apalagi gengsi. Selama kita gak mencuri, selama kita gak menipu halal-halal saja," ujar Jusuf.

Saat berjualan, orang tua Jusuf tak tahu sama sekali. Jusuf mengakui di usia 15 tahun, ia tidak memiliki rasa malu untuk berjualan. Terlebih saat itu belum ada ketertarikan dengan lawan jenis karena Jusuf merasa minder. Dahulu, Jusuf sangat gemuk sehingga ia merasa tidak ada perempuan yang mau dengannya. Terlebih, dia bukan berasal dari keluarga berada.

Sejak kecil, Jusuf sudah bermimpi untuk menjadi orang kaya. Ia kerap membaca buku-buku 'Cara Menjadi Orang Sukses'. Awalnya, ia berpikir buku-buku itu hanya bohong belaka.

Kenyataannya, buku-buku itulah yang membentuk mindset Jusuf hingga menjadi orang sukses seperti sekarang ini. Pola pemikirannya terbentuk dari buku-buku tersebut. Seperti saat berjanji harus ditepati, bertanggungjawab, memiliki attitude dan loyalitas.

Buku itu menjadi kerangka berpikir di otak Jusuf untuk melangkah menjadi orang sukses.

"Mimpi itu perlu. Jangan jadikan mimpi itu tercecer dijalanan. Bikin mimpi itu jadi kenyataan," ujar Jusuf.

Jusuf melanjutkan, selain belajar pintar, selanjutnya adalah ridho orang tua dan berkah dari Allah SWT. Kalau tidak ada berkah, apapun yang kita jalani akan gagal.

"Saya kecewa, gagal, saya salahkan diri saya," pungkas Jusuf. Ia mengaku tak pernah menyalahkan orang lain.

"Kalau kita menyalahkan orang lain, kita tidak akan berpikir untuk maju. Semua kegagalan adalah kita yang buat. Kesuksesan juga kita yang ciptakan," tandas Jusuf.

Dengan tidak menyalahkan orang lain, kita dapat memperbaiki diri. Dan ketika menghadapi kedzoliman dari orang lain, kita mampu ikhlas. PR terbesarnya adalah dengan memiliki hati yang besar.

Meski demikian, pada tahun 1998, Jusuf bercerita bahwa ia sempat merasakan pahitnya krisis 1998. Ia rugi ratusan juta dolar dalam tiga jam. Jusuf merasa sangat terpukul. Ia memeluk istrinya dan meminta maaf. Kemudian, ia mengambil sajadah untuk sholat dan berdoa.

"Ya Allah aku terima musibah ini. Aku ikhlas. Harta yang Engkau berikan, Engkau ambil kembali, ikhlas lillahita'ala. Tapi, tolong ya Allah berikan aku kesempatan dan kesehatan, dan pemikiranku tetap ada. Insya Allah, aku akan kembali," tutur Jusuf dalam doanya.

Jusuf mengaku sampai melamun dan mengeluarkan air liur. Tetapi istrinya, yang ia panggil malaikat, ikut menangis dan tetap mendukungnya.

"Pa, udah tidak usah disesali, kita mulai lagi," ujar istri Jusuf.

Filosofi Jusuf dalam memilih istri bukanlah dari kecantikan fisiknya. "Pilihlah kecantikan hatinya," pungkas Jusuf.

Selain itu, Jusuf mengingatkan kaum muda agar menjadi 'Jagoan' di masa tua. Dahulu, saat masih menyetir mobil jelek, Jusuf berkata ia ingin menciptakan Rp100 ribu per hari, lalu meningkat terus menerus hingga Rp1 miliar per hari. Itu berarti dalam setahun, ia memiliki Rp365 miliar. Jika sudah tercapai, ia ingin menebar kebaikan.

"Eh Allah kasih, malaikat denger," ujar Jusuf.

Karena itulah, Jusuf memiliki mimpi mendirikan 1.000 masjid.

"Setiap kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan, saya percaya setiap kepintaran yang kita miliki itu dari Tuhan," tandas Jusuf.

Jusuf melanjutkan, ia sekolah tidak tinggi, ia hanya anak jalanan.

"Tapi Allah kasih, Alhamdulillah saya bisa mempekerjakan profesor-profesor di tempat saya," tukas Jusuf.

Jusuf berpesan agar kita tidak menganggap remeh teman-teman yang bekerja sebagai sales rokok atau sopir angkot. Karena, pasti ada kebaikan yang kita lewati.

Pada tahun 1981, Jusuf memeluk agama Islam di usia 24 tahun saat bertemu dengan Buya Hamka di Samarinda setelah sebelumnya di khitan (sunat).

Waktu itu ia melihat di Majalah Tempo, ada orang masuk Islam (disyahadatkan) di Masjid Al-Azhar. Alun langsung ke sana, bertemu Ustaz Zaimi, Sekretaris Masjid Agung Al-Azhar dan menyatakan niatnya masuk Islam. Alun kemudian dibawa ke rumah Buya Hamka di Jalan Raden Fatah.

Di bawah bimbingan Buya, Alun pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan namanya diganti oleh Buya Hamka menjadi Jusuf Hamka. Orang tua Jusuf sangat terbuka dan mempersilakan ia masuk Islam.

Tag: Mohammad Jusuf Hamka, Pengusaha

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: YouTube/CURHAT Denny Sumargo