Alibaba Group Holding Limited milik Jack Ma dikabarkan telah menjelek-jelekkan Partai Komunis China. Akibatnya, raksasa e-commerce itu menghadapi peningkatan pengawasan peraturan. Regulator antitrust di China sedang mempertimbangkan pengenaan denda lebih dari USD975 juta (Rp14 triliun) yang harus dibayarkan oleh Alibaba.
Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal pada hari Kamis dengan mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Dilansir dari Yahoo Finance di Jakarta, Jumat (12/3/21) jika denda itu terwujud, maka akan menjadi denda tertinggi yang dibayarkan dalam sejarah perusahaan China.
Baca Juga: Jack Ma Dianggap Mengerikan, Produk Keuangannya Ajak Anak Muda Hidup untuk Berutang
Pada tahun 2015, QUALCOMM Incorporated juga sempat membayar USD975 juta untuk menyelesaikan investigasi antitrust atas praktik anti-persaingan.
Akhir tahun lalu, regulator China mulai menekan Alibaba dan anak perusahaan Ant Financial. Ant Financial ditegur karena membahayakan sistem keuangan, dan diminta untuk melakukan perubahan yang dapat sangat menghambat prospek bisnisnya. Alhasil, Alibaba harus menunda rencana IPO untuk Ant Financial.
Setelah bersikap lunak terhadap Alibaba sejak awal karena raksasa e-commerce itu dominan di China beserta populer di kalangan investor global, regulator sekarang mengatakan raksasa e-commerce itu harus melepaskan diri dari pendirinya Jack Ma.
Denda tersebut akan berlaku jika Alibaba tidak sejalan dengan diktat Partai Komunis setempat dan tidak menghentikan kebijakan meminta pedagang lokal untuk menjaga hubungan eksklusif dengan Alibaba. Alibaba juga mungkin terpaksa melepaskan beberapa bisnis yang bukan inti dari operasi ritel intinya.
Meski demikian, Alibaba merupakan perusahaan kaya raya yang mampu membayar denda tersebut. Bahkan, beberapa eksekutif perusahaan berpendapat bahwa melunasi denda akan menghilangkan masalah dan sahamnya.
Sebagaimana diketahui, saham Alibaba mundur akhir tahun lalu setelah pengawasan regulasi. Meski demikian, saham perusahaan mulai pulih pada tahun baru.