Organisasi anti-kemiskinan Inggris, Oxfam, menemukan bahwa 10 orang terkaya dunia menambahkan cukup uang ke kekayaan mereka sepanjang tahun 2020 untuk membeli vaksin Covid-19 bagi setiap orang di bumi.
Laporan tersebut cukup untuk menggambarkan bagaimana pandemi telah memperluas jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
"Ekonomi yang dicurangi menyalurkan kekayaan kepada elit kaya yang keluar dari pandemi dalam kemewahan, sementara mereka yang berada di garis depan pandemi [seperti] asisten toko, petugas kesehatan, dan pedagang pasar berjuang untuk membayar tagihan dan menyediakan makanan di atas meja,” kata direktur eksekutif Oxfam International Gabriela Bucher dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari New York Post di Jakarta, Selasa (26/1/21).
Baca Juga: Raksasa Teknologi Eksodus dari California, Orang Terkaya Dunia Lakukan Hal Serupa!
Sepuluh miliarder terkaya mengalami peningkatan kekayaan kolektif mereka sebesar USD540 miliar atau sekitar Rp7.624 triliun sejak 18 Maret hingga 31 Desember 2020, menurut analisis Oxfam terhadap data kekayaan Forbes. (kurs Rp14.121)
Uang sebanyak itu, lebih dari cukup untuk menutupi perkiraan biaya produksi, distribusi, dan pengiriman vaksin COVID-19 yang senilai USD141,2 miliar (Rp1.993 triliun) untuk seluruh populasi global.
Para miliarder juga dapat menggunakan kekayaan tambahan mereka untuk mencegah siapa pun jatuh ke dalam kemiskinan akibat pandemi dan bahkan masih berakhir dengan keuntungan.
Miliarder seperti bos Amazon Jeff Bezos, bos Tesla Elon Musk dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg melihat kekayaan mereka meledak tahun lalu ketika pasar saham membuat rekor rebound dari kehancuran yang disebabkan pandemi.
Keuntungan mereka sangat kontras dengan kehilangan pekerjaan besar-besaran bagi banyak orang di seluruh bumo dan kontraksi ekonomi yang diakibatkan oleh virus corona. Berbagai negara berupaya untuk mengendalikannya. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan memperkirakan ekonomi global menyusut 4,2 persen tahun lalu akibat dari pandemi corona.
Oxfam mendesak para pemimpin dunia untuk mengatasi ketidakadilan ini dengan meningkatkan pajak perusahaan, menutup surga pajak, dan memperluas program kesejahteraan sosial.
Kelompok tersebut merilis rekomendasi pada hari pertama konferensi Davos tahunan Forum Ekonomi Dunia, yang akan diadakan secara virtual tahun ini.
"Ketidaksetaraan yang ekstrim bukanlah hal yang tak terhindarkan, tapi pilihan kebijakan," kata Bucher.