Miliarder asal Inggris akan menjadi orang pertama dari jagat miliarder dunia yang akan ke luar angkasa. Ialah Richard Branson, pendiri Virgin Galactic sejak tahun 2004 yang berjanji akan menjadikan pesawat luar angkasanya untuk mengangkut ratusan orang menjadi astronot tanpa pelatihan NASA.
Branson adalah salah satu di antara kelompok miliarder yang memiliki ambisi ke luar angkasa, seperti Elon Musk dan Jeff Bezos. Perusahaan Bezos, Blue Origin, sedang mengerjakan roket pariwisata luar angkasa, sementara SpaceX milik Elon Musk berfokus pada pengangkutan astronot dan mungkin suatu hari turis dalam misi sehari-hari ke orbit Bumi.
Baca Juga: Gagal Jadi Guru, Miliarder 95 Tahun Ini Selalu Jadi Donatur Besar Dunia Pendidikan
Dilansir dari CNN International di Jakarta, Senin (9/11/2020) Branson menyebutkan jika perjalanan 2.500 mil per jam ke luar angkasa terdengar tidak menyenangkan, Branson akan melakukan perjalanan itu sendiri sebelum membiarkan pelanggan yang membayar naik.
Branson setelah membuat lusinan janji tenggat waktu, akhirnya mengungkap tenggat waktu penerbangan ini bersama Virgin Galactic-nya yaitu pada waktu sekitar Januari dan Maret 2021.
Pernyataan itu datang dari CEO Virgin Galactic, Michael Colglazier yang baru-baru ini diangkat untuk memandu perusahaan untuk menjadi bisnis pariwisata luar angkasa bernilai miliaran dolar. Colglazier berbicara kepada investor Virgin Galactic yang membeli visi Branson setelah perusahaan melakukan debut pasar sahamnya pada akhir 2019.
Branson memiliki sedikit kepentingan finansial dalam kesuksesan Virgin Galactic daripada yang dia lakukan 16 tahun lalu. Dia menjual sekitar seperempat sahamnya di tengah kontroversi dan masalah keuangan terkait Covid-19 di maskapai penerbangannya, Virgin Atlantic.
Tetapi pesan Colglazier menjelaskan bahwa Branson, yang berusia 70 tahun ini, masih berencana menjadi anak poster untuk pernyataan Virgin Galactic bahwa hampir semua orang dapat melakukan perjalanan dengan aman.
Namun, banyak yang khawatir mengenai penerbangan ini, bahkan takut menjadi tragedi. Pada tahun 2007, Virgin Galactic mengalami tragedi pertamanya ketika tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka parah selama pengujian mesin roket yang dilakukan oleh karyawan Scaled Composites, mitra teknik dan manufaktur Virgin Galactic.
Hal ini memicu kritik tajam dari para ahli keselamatan dirgantara dan mengarah pada penyelidikan dari otoritas federal, namun perusahaan terus maju dengan ambisinya.
Satu tahun kemudian, tragedi kembali menimpa Virgin Galactic. Prototipe pesawat luar angkasa milik perusahaan pecah selama uji terbang di atas gurun California, menewaskan co-pilot Michael Alsbury yang berusia 39 tahun. Brason menghadapi tuduhan bahwa Virgin Galactic telah mengabaikan peringatan keselamatan, namun hal itu dibantah olehnya.
Masih belum jelas apakah model bisnis Virgin Galactic atau bisnis pariwisata luar angkasa ini dapat menjadi perusahaan penghasil uang yang sukses dan berkelanjutan. Namun, para eksekutif Virgin Galactic telah mengakui selama bertahun-tahun bahwa keberhasilan atau kegagalannya akan bergantung pada keyakinan masyarakat pada.