Milairder pengembang real estate, Hui Ka Yan akhirnya mengambil langkah untuk mengurangi tumpukan utang besar-besaran di perusahaannya, China Evergrande Group. Melalui Evergrande New Energy Vehicle Group, unit mobil listrik perusahaan, mereka mengumumkan akan mengumpulkan USD516 juta (Rp7,6 triliun) dengan menjual 176,6 juta saham dengan diskon besar.
Investor pun membeli saham yang diperdagangkan di Hong Kong dengan harga 22,65 dolar Hong Kong (Rp44 ribu), 20% ??lebih murah dari harga penutupan saham sehari sebelumnya.
Baca Juga: Gara-Gara Hal Ini, Miliarder Teknologi Kritik Pemerintahan Trump!
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (23/9/2020) mereka bermaksud untuk menerbitkan saham di Science and Technology Innovation Board di Shanghai, yang diluncurkan tahun lalu. Namun, perusahaan belum mengungkapkan penawaran yang direncanakan.
Berita tentang penjualan saham menghapus USD4,2 miliar dari nilai pasar bisnis EV karena saham perusahaan anjlok 15% minggu ini. Pembuat mobil itu adalah anak perusahaan dari Grup Evergrande yang berutang banyak, yang sahamnya turun 24% sepanjang tahun ini.
Bahkan hal itu telah menghapus USD7,3 miliar (Rp108 triliun) dari kekayaan Hui Ka Yan. Mantan orang terkaya di Asia ini kini harus melihat kekayaan bersihnya hanya USD29,2 miliar (Rp433 triliun) dari USD36,5 miliar (Rp542 triliun).
Menurut analis, meningkatkan lebih banyak uang tunai adalah kredit positif untuk anak perusahaan EV yang merugi, tetapi juga mengirimkan sinyal buruk kepada investor ekuitas.
Pembelian tanah yang agresif dikombinasikan dengan pengeluaran modal yang besar untuk membangun mobil listrik telah mendorong total utang Evergrande menjadi 835,5 miliar yuan atau USD123,4 miliar (Rp1.833 triliun). Sekitar 396 miliar yuan (Rp865 triliun) adalah utang jangka pendek yang harus dilunasi dalam 12 bulan ke depan. Angka itu hampir tiga kali lebih besar dari kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan yakni sebesar 141 miliar yuan (Rp308 triliun).
Tingkat utang Evergrande yang meningkat bertentangan dengan apa yang dikatakan Hui bahwa pihaknya akan mengurangi hutang sebesar 50&.
Ini juga bertentangan dengan keinginan Beijing untuk mengurangi leverage dan mengendalikan risiko keuangan yang terkait dengan sektor real estate.