Orang terkaya dunia, Jeff Bezos, pendiri toko ritel online raksasa Amazon telah mencatatkan rekor sebagai orang pertama di dunia berharta USD200 miliar atau nyaris Rp3.000 triliun. Namun ternyata hal tersebut membuat 'marah' ratusan orang.
Pasalnya, masih banyak pegawai Amazon yang masih kekurangan. Dilansir dari Business Insider di Jakarta, Senin (31/8/2020) lebih dari 100 demonstran berkumpul di depan mansion mewah Bezos di Washington. Mereka bahkan membawa guillotine, perangkat hukuman mati. Intinya, mereka memprotes gaji pegawai Amazon yang terhitung kecil.
Baca Juga: Jeff Bezos Bagikan Kunci Sukses Miliki Harta Hampir Rp3.000 T
Padahal, kekayaan Bezos berasal paling banyak dari sahamnya di Amazon, termasuk kerja keras para pegawainya.
Terlihat mantan pegawai gudang Amazon, Christian Smalls, menyuarakan aspirasinya. Smalls yang memang sering mengkritik Amazon meminta agar perusahaan menaikkan upah dari USD15 (Rp218 ribu) per jam menjadi USD30 (Rp436 ribu) per jam.
"Berilah alasan yang bagus kenapa kami tidak pantas mendapatkan gaji minimum USD30 ketika pria ini menghasilkan USD4.000 (Rp58 juta) per detik," katanya memberi ilustrasi.
Untuk diketahui, Smalls telah dipecat dari pekerjaannya di gudang Amazon karena meminta Amazon lebih ketat dalam melindungi pegawai dalam masa pandemi Corona. Ia mengklaim diberhentikan setelah mengorganisir walk out para pekerja lain. Sejak itu, ia sering memimpin demo yang ditujukan kepada Bezos dan Amazon.
Harta Bezos sendiri telah melonjak sekitar USD85 miliar (Rp1.236 triliun) sejak bulan Januari. Ia makin jauh meninggalkan pesaing utamanya, Bill Gates, di ranking kedua sebagai orang terkaya dunia.
Tak hanya didemo di depan mansion mewahnya, banyak juga yang mengkritik Bezos di sosial media.
"Kemarin, Jeff Bezos menjadi orang pertama yang bernilai USD 200 miliar. Sedangkan 30 juta rumah tangga tidak punya cukup makanan minggu ini. Pajaki saja orang kaya," ungkap Robert Reich, profesor di University of California Berkeley melalui Twitter.