Firma teknologi satelit yang berbasis di Washington, Kymeta telah menutup putaran investasi sebesar USD85,2 juta (Rp1,2 triliun) yang dipimpin oleh miliarder Bill Gates. Perusahaan tersebut berusaha mengembangkan teknologi antena yang menyediakan internet dan layanan seluler untuk kendaraan bergerak.
Gates sendiri memberikan sumbangan USD78,5 juta (Rp1,1 triliun) ke putaran pendanaan, termasuk USD1 juta (Rp14,6 miliar) lagi dalam investasi pribadi dari para eksekutif Kymeta.
Baca Juga: Bill Gates: Saya Iri dengan Kejeniusan dan Karisma Steve Jobs
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (26/8/2020) ini bukan pertama kalinya Gates berinvestasi di Kymeta. Miliarder ini juga berpartisipasi dalam putaran penggalangan dana pertama perusahaan pada 2012 dan memimpin investasi USD62 juta (Rp909 miliar) pada 2016.
Uang tersebut akan digunakan untuk memasarkan dan mengembangkan produk terbarunya yaitu antena dalam bentuk panel datar yang dapat dipasang di kendaraan yang bergerak, seperti ambulans atau truk militer.
Diharapkan antena tersebut dapat memastikan mereka terhubung ke satelit yang menyediakan Internet dan layanan seluler.
Perusahaan memulai pengujian beta minggu ini dan berencana untuk meluncurkan produk secara resmi akhir tahun yang awalnya menargetkan militer, responden pertama, dan pelanggan komersial lainnya.
Hingga pada akhirnya, Kymeta dapat memberikan layanannya kepada pelanggan di berbagai industri.
"Memiliki dukungan berkelanjutan dari Bill Gates akan membantu kami melaksanakan visi kami lebih cepat dan luas sehingga dengan keuntungan pengalaman, perspektif dan hubungan dari pendukung teknologi terkemuka akan sangat sukses," ujar ketua eksekutif Doug Hutcheson dalam sebuah pernyataan.
Putaran penggalangan dana ini bersamaan dengan para pemain utama memasuki bisnis satelit. Seperti Elon Musk meluncurkan satelit "Starlink" di orbit rendah bumi melalui SpaceX. Dan Amazon mendapat persetujuan FCC akhir bulan lalu untuk menerapkan konstelasi 3.236 satelit sebagai bagian dari inisiatif Project Kuiper.