Pemilik Ferrero Rocher dan selai cokelat Nutella, menjadi orang terkaya ke-32 dunia. Ia adalah Giovanni Ferrero, pria Italia yang juga orang terkaya nomor satu di negaranya.
Giovanni lahir di Farigliano, Italia, 21 September 1964. Ia menjadi CEO dari Ferrero Group pada 2011 ketika saudaranya, Pietro Ferrero, meninggal dunia. Bisnis kakak beradik itu merupakan warisan dari sang kakek yang juga bernama Pietro Ferrero, sehingga berhasil jadi perusahaan penganan terbesar sejak zaman Perang Dunia II.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Beate Heister, Pewaris Ritel Terbesar Jerman
Kehidupan Awal
Givanni pindah ke AS untuk belajar pemasaran di Lebanon Valley College. Setelah menyelesaikan studinya, dia kembali ke Eropa untuk bekerja di perusahaan keluarga. Pada tahun 1997 ia menjadi CEO bersama Ferrero bersama dengan saudaranya Pietro.
Pada April 2011, setelah kematian Pietro dalam kecelakaan sepeda di Afrika Selatan, ia menjadi satu-satunya CEO Ferrero Group dan ayahnya, Michele Ferrero tetap sebagai ketua eksekutif hingga tahun 2015, Michele meninggal dunia.
Akhirnya, pada 2015 lalu ia memutuskan pindah ke kursi ketua eksekutif. Kemudian, ia merekrut Lapo Civiletti sebagai CEO baru perusahaan. Keputusan merekrut CEO yang bukan anggota keluarga merupakan kebijakan pertama Ferrero Group.
Di tahun yang sama, Ferrero Group menambah daftar produk, seperti permen Tic Tac, Kinder, Baby Ruth, Butterfinger, Crunch Candy Bar, Keebler, Famous Amos, serta Little Brownie Bakers. Produk-produk ini bukan lah merek internal Ferrero Group, melainkan hasil dari akuisisi sejumlah perusahaan.
Saat ini, Giovanni mengoperasikan delapan belas pabrik & unit produksi yang menjual produk andalannya, Ferrero Rocher. Selain itu, perusahaannya juga populer dengan selai Nutella & permen Tic Tac yang cakupannya berada lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Selain itu, perusahaannya juga membuat telur Kinder. Pada 2011, ia mengundang media untuk mengklik gambar interior perusahaan. Orang-orang pers takjub saat mengetahui bahwa Ferrero memproduksi begitu banyak telur Kinder per bulan sehingga produksi satu bulan cukup untuk menutupi seluruh Lapangan Tiananmen.
Giovanni telah menjadi penerus ayahnya dalam bisnis keluarga bersama dengan almarhum saudaranya, Pietro, mereka telah berbuat banyak untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis keluarga.
Kisah Ferrero Group Berdiri
Kisah Ferrero dimulai dalam bayang-bayang Perang Dunia I. Pada tahun 1923, setelah bertugas di militer, Pietro Ferrero, sang kakek, membuka toko kue di Dogliani, di barat laut Italia. Kehidupan pun mulai bergerak dengan cepat. Tahun berikutnya ia menikahi Piera Cillario yang saat itu berusia 21 tahun, yang melahirkan seorang putra, Michele, pada tahun 1925.
Keluarganya menghabiskan dekade berikutnya berpindah antarkota. Kemudian, pada tahun 1938, ia pindah ke Afrika Timur dengan rencana menjual biskuit kepada pasukan Italia yang dikirim ke sana oleh Mussolini. Namun usahanya gagal, Pietro pun pulang. Saat Perang Dunia II dimulai, keluarga tersebut telah menetap di perbukitan Alba.
Di sanalah Pietro menemukan kesuksesan terbesarnya. Atas dorongan adik laki-lakinya, ia mulai bereksperimen dengan alternatif yang lebih murah daripada cokelat, sebuah kemewahan yang tidak terjangkau di Italia masa perang. Dia menggunakan campuran molase, minyak kemiri, mentega kelapa dan sedikit coklat, yang dia bungkus dengan kertas lilin dan dijual di sekitar kota.
Dia menyebut campuran itu Giandujot, yang ditelusuri kembali ke gianduiotto, permen serupa yang telah dipopulerkan di bawah Napoleon.
"Dia [kakek] menderita sindrom penemu," ujar Giovanni dalam wawancara bersama Forbes.
"Dia akan bangun setiap jam, pergi ke laboratorium dan tepat di tengah malam akan membangunkan istrinya, berkata, 'Cicipi ini. Ini resep yang enak.'" kisahnya lagi.
Giandujot pun laku keras. Pietro pun bekerja sama dengan saudaranya, yang juga bernama Giovanni, membentuk Ferrero pada tahun 1946.
Pietro nyaris tidak melihat bisnisnya lebih sukses lagi sebelum dia meninggal karena serangan jantung pada tahun 1949, di usia 51 tahun. Pada tahun yang sama, Ferrero meluncurkan versi Giandujot yang lebih tersebar di dunia, yang akhirnya menjadi Supercrema, pendahulu Nutella.
Dengan beberapa trik hebat, keluarga tersebut membuat daya tarik Supercrema. Mereka menjualnya dalam wadah seperti stoples dan pot sehingga pelanggan dapat menggunakan kembali wadah tersebut. Alih-alih mendistribusikannya melalui grosir, perusahaan menggunakan pasukan tenaga penjualan (sales) yang pergi langsung ke toko sehingga membuat harga tetap murah.
Kini, berkat bisnis keluarganya Giovanni Ferrero memiliki harta mencapai USD26,7 miliar (Rp390 triliun), berdasarkan Forbes Real Time Net Worth.
Kehidupan Pribadi Giovanni
Giovanni adalah pria yang sudah menikah dan memiliki 2 putra. Dia lebih suka menjaga privasinya. Giovanni Ferrero punya rencana besar dengan bisnis keluarganya. Ia bahkan secara tegas menentang merger dengan orang-orang besar seperti Nestle & Mars
CEO Ferrero ini berharap dapat melipatgandakan ukuran warisan keluarganya dalam 10 tahun mendatang. Dia juga berharap kedua putranya akan mengikuti jejaknya suatu hari nanti.