Mantan istri Jeff Bezos, MacKenzie Scott belum lama ini mengumumkan donasi kekayaannya sebesar USD1,7 miliar (Rp25 triliun). Namun, ia malah mendapat kritikan. MacKenzie masuk dalam jajaran wanita miliarder di Amerika Serikat berkat harta gana-gini dengan pendiri Amazon, Bezos.
Beberapa orang di Twitter menyoroti bahwa jumlah yang Scott sumbangkan hanya sebagian kecil dari kekayaan yang diperolehnya dari Jeff Bezos, yang dinikahinya selama 25 tahun.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: MacKenzie Scott, Mantan Istri Jeff Bezos
Dilansir dari Deseret News di Jakarta, Jum'at (14/8/2020) Mereka menganggap, donasi yang dibagikan di antara 116 organisasi nirlaba adalah bukti bahwa Amerika adalah negara plutokrasi, dengan kebijakan dan prioritasnya yang dibentuk oleh warga terkaya.
"Kritik bahwa orang kaya memiliki kekuatan dari sikap dermawan mereka telah dimulai dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ketika orang-orang mengkritik (Andrew) Carnegie dan (John) Rockefeller," ujar Bill Stanczykiewicz, direktur The Fund Raising School di Lilly Family School of Philanthropy di Indiana University.
Orang kaya dituduh sombong jika mereka mempublikasikan sumbangan mereka, namun disebut pelit jika tidak. Bahkan ketika metode pemberian uang mereka lakukan diam-diam.
Namun, terlepas dari kecaman media sosial, MacKenzie telah mengundang kekaguman dari orang-orang di bidang filantropi atas pengumuman yang dilakukannya. Mereka menganggap apa yang dilakukan Scott merupakan hal yang benar.
Sebagaimana diketahui, MacKenzie Scott dilaporkan menerima USD38 miliar (Rp70,2 triliun) setelah bercerai dengan Jeff Bezos.
Ia juga telah menandatangani Giving Pledge, sebuah gerakan inisiatif yang selama 10 tahun terakhir telah mendorong orang-orang terkaya di dunia, untuk berdonasi selama hidup atau setelah kematian mereka.