Pendiri dan CEO SoftBank Masayoshi Son tahu bahwa kerugian mengejutkan perusahaannya mengguncang banyak investor. Tapi dia yakin strategi pemulihannya berhasil. Dilansir dari CNN Business di Jakarta, Jum'at (26/6/2020) SoftBank melaporkan kerugian operasi tahunan sebesar USD12,7 miliar atau Rp181,2 triliun.
Kerugian tersebut disebut kerugian terburuk yang pernah terjadi karena serangkaian taruhan teknologi menjadi buruk dan dampak pandemi virus corona.
Baca Juga: Butuh Uang Buat Bayar Utang, Bos SoftBank Rela Jual Saham T-Mobile Rp298 Triliun!
Meski demikian, miliarder Jepang ini selama pertemuan online pemegang saham SoftBank lebih optimis daripada bulan lalu. Orang-orang di Jepang pun menggunakan permainan kata "Softpunku" yang berarti "SoftBankrupt" dalam bahasa Inggris.
Dalam beberapa bulan terakhir, SoftBank telah mengambil langkah dramatis untuk menopang keuangannya, termasuk rencana untuk menjual aset senilai USD41 miliar untuk membeli kembali saham dan mengurangi beban utang perusahaan yang besar.
Sejauh ini, Son mengatakan perusahaan telah menyelesaikan 80% dari penjualan aset yang ingin dilakukan, meskipun ia tidak menguraikan bagian yang tersisa. Awal pekan ini, SoftBank mengkonfirmasi bahwa mereka melakukan pembongkaran sekitar USD20 miliar nilai saham di T-Mobile.
Son mengatakan nilai kepemilikan SoftBank naik menjadi 30 triliun yen (USD280 miliar) minggu ini, sekitar 2 triliun yen (USD18 miliar) lebih tinggi dari pada akhir Maret.
Miliarder itu juga membela bayaran tinggi para eksekutif di perusahaannya, termasuk kepala Vision Fund Rajeev Misra. Misra memperoleh bayaran 1,61 miliar yen (USD15 juta) dalam total kompensasi untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret.
Kompensasi tersebut lebih dari dua kali lipat gajinya setahun sebelumnya, SoftBank mengatakan dalam pengajuan peraturan akhir bulan lalu.
"Tanggung jawab adalah milik saya," kata Son tentang kinerja keuangan perusahaannya.