Aplikasi konferensi video Zoom makin diganderungi banyak orang akibat kebijakan work from home di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Zoom pun semakin disorot dan diterpa isu-isu miring soal privasi dan keamanan pengguna ketika ada seorang tak dikenal ikut nimbrung saat sebuah perusahaan sedang rapat online.
Akibatnya, pendiri dan CEO Zoom, Eric Yuan pun meminta maaf sebagaimana dilansir dari CNN di Jakarta, Jum'at (3/4/2020).
Baca Juga: Awas Hati-Hati! Ada 5 Bahaya yang Intai Pengguna Zoom, Asli Ngeri!
"Kami menyadari tidak mencapai harapan soal privasi dan keamanan baik dari masyarakat maupun kami sendiri. Untuk itu, saya benar-benar minta maaf," kata Eric.
Eric mengungkap selama 90 hari ke depan, Zoom tidak akan menambah fitur baru dan akan fokus memperbaiki permasalahan yang ada. Mereka juga telah menghentikan fungsi pengiriman data ke Facebook yang dipersoalkan banyak pihak.
Akibat kelonjakan pengguna Zoom, Eric mengklaim pada bulan Maret lalu, setiap harinya ada 200 juta meeting digelar melalui Zoom termasuk para petinggi negara.
Akibatnya, Zoom diselidik oleh FBI karena dikhawatirkan kurang aman dengan isu penyusupan hacker. Lalu ada gugatan dilayangkan terkait pembagian data ke Facebook.
Eric membela diri bahwa Zoom dibuat untuk institusi besar dengan dukungan TI penuh seperti universitas, badan pemerintahan atau lembaga keuangan. Meledaknya pemakaian secara individu tampaknya kurang mereka antisipasi.
"Kami tidak mendesain produk dengan perkiraan bahwa, dalam hitungan minggu, setiap orang di dunia mendadak bekerja, belajar dan bersosialisasi di rumah. Kami sekarang punya pengguna yang jauh lebih luas, menghadirkan tantangan yang tidak kami antisipasi," tandas Eric.